Nadiem Makarim Disebut Gegabah Karena Izinkan KBM Tatap Muka Padahal Pandemi Belum Bisa Dikendalikan

23 November 2020, 21:02 WIB
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim /Pikiran Rakyat

PRFMNEWS - Pengamat dan Pegiat Pendidikan, Dan Satriana menyebut Mendikbud Nadiem Makarim gegabah karena dengan berani memutuskan belajar tatap muka bisa dimulai Januari 2021.

Padahal menurutnya, di tengah ketidakpastian kondisi pandemi Covid-19 dan perkembangan kasus yang masih fluktuatif seharusnya Nadiem tidak terburu-buru mengeluarkan pernyataan seperti itu.

"Siapapun yang berani menentukan waktu itu menurut saya gegabah, karena fluktuatif corona ini, yang seharusnya bisa dianggap mengendalikan pandemi dengan tolok ukur yang ilmiah," ujar Dan saat on air di Radio 107,5 PRFM News Channel, Senin 23 November 2020.

Baca Juga: KBM Tatap Muka Diizinkan, Siswa yang Tetap Memilih Belajar di Rumah Dijamin Mendapat Layanan Belajar

Baca Juga: PJJ Munculkan Implikasi yang Tak Diharapkan, DPR Restui KBM Tatap Muka di Sekolah Januari 2021

Ia pun menyarankan Mendikbud soal statement yang bijaksana adalah menunggu hasil yang bisa menunjukkan bahwa pemerintah mampu mengendalikan pandemi, baru mengumumkan opsi Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tatap muka.

Pasalnya pemerintah sudah berkali-kali sesumbar menentukan waku dalam membuka beragam kegiatan seperti ekonomi, penerbangan, hingga wisata yang semuanya tidak efektif bahkan memunculkan klaster corona baru.

"Jadi statement yang bijaksana adalah menunggu hasil yang menunjukkan kita bisa mengendalikan pandemi ini, bukan dengan menentukan waktu baik itu bulan, minggu dan lain-lain," ucapnya.

Baca Juga: Ditahan di Sel Laki-laki, Millen Cyrus Juga Terancam Hukuman Empat Tahun Penjara

Ia kembali mengingatkan pemerintah soal alasan diberlakukannya Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yaitu karena mengutamakan keselamatan anak, orang tua, dan pengajar.

Oleh karena itu jika pemerintah berencana membuka pembelajaran tatap muka, maka alasannya harus sesuai seperti alasan awal pemberlakukan PJJ, bukan karena tidak mampu menyelenggarakan PJJ.

"Artinya harus sudah ada jaminan pandemi dikendalikan sehingga tidak membahayakan anak-anak, orang tua dan pengajar," tegasnya.

Baca Juga: Pilkada Sebentar Lagi, Jokowi Sampaikan Ini Kepada Mendagri dan Kapolri

Sehingga menurutnya, apabila proses PJJ sekarang masih menghadapi berbagai kendala, seharusnya fokus pemerintah adalah memperbaiki itu sampai tuntas.

"Jadi pemerintah dan sekolah harus berhati-hati membuka tatap muka, dan satu-satunya pertimbangan adalah bisa mengendalikan pandemi bukan alasan lain, apalagi alasan tidak mampu mendampingi anak sekolah, itu konyol," tandasnya.***

Editor: Rizky Perdana

Tags

Terkini

Terpopuler