Baca Juga: Krishna Murti Terkonfirmasi Covid-19, Sudah Dirawat Selama 16 Hari
Saat penawaran (supply) dan permintaan (demand) berhenti sekaligus, daya beli masyarakat merosot tajam. Belum lagi, banyak perusahaan melakukan PHK atau merumahkan karyawan.
Lesunya kegiatan ekonomi berdampak pada pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah UMKM. Banyak pelaku UMKM menghentikan produksi. Padahal, UMKM menjadi salah satu sektor krusial dalam perekonomian Jabar.
Deretan persoalan ekonomi karena pandemi, kata Aat, dapat diselesaikan secara perlahan dan terencana apabila masyarakat bergerak bersama-sama, saling memperhatikan satu sama lain, dan tolong-menolong.
"Kita semua tahu, pandemi tidak akan bisa kita lewati kalau tidak bersama-sama. Covid-19 adalah musuh yang tidak kelihatan dan memiliki daya mati yang tinggi," ucapnya.
Aat menyatakan, tolong-menolong atau Silih Tulungan merupakan modal sosial yang sudah dimiliki masyarakat Indonesia, khususnya Jabar. Tapi, saat ini, modal sosial itu meredup. Belanja panik bisa menjadi salah satu indikasi.
Baca Juga: Mudah dan Bisa Lewat HP, Begini Cara Cek Data Penerima Bansos dari Kemensos
Berangkat dari situasi tersebut, Divisi Komunikasi dan Gerakan Satgas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Daerah Jabar menggagas gerakan 'Silih Tulungan'.