Kenapa Cuaca Bandung Akhir-akhir ini Panas Terik Bahkan Gerah di Malam Hari? BMKG Ungkap Fakta ini

- 8 Mei 2024, 07:20 WIB
Ini penjelasan BMKG terkait hawa panas yang kerap dirasakan dalam beberapa hari terakhir ini di setiap siang atau bahkan hingga malam hari.
Ini penjelasan BMKG terkait hawa panas yang kerap dirasakan dalam beberapa hari terakhir ini di setiap siang atau bahkan hingga malam hari. /ilustrasi/prfmnews.id

PRFMNEWS – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap penyebab cuaca panas terik pada pagi dan siang hari yang terjadi di sejumlah wilayah Indonesia termasuk Bandung, Jawa Barat, bahkan udara gerah dirasakan pula hingga malam hari.

Benarkah gelombang panas (heatwave) yang melanda beberapa negara di Asia menjadi penyebab cuaca panas terik hingga gerah pada malam hari di Indonesia termasuk daerah Bandung dan sekitarnya?

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menegaskan cuaca panas terik yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini termasuk pada awal Mei 2024 bukan akibat fenomena gelombang panas. Berdasarkan karakteristik dan indikator statistik pengamatan suhu yang dilakukan BMKG, ucapnya, cuaca panas di Indonesia tidak dapat dikategorikan sebagai heatwave.

"Memang betul, saat ini gelombang panas sedang melanda berbagai negara Asia, seperti Thailand dengan suhu maksimum mencapai 52°C. Kamboja, dengan suhu udara mencapai level tertinggi dalam 170 tahun terakhir, yaitu 43°C pada minggu ini. Namun, khusus di Indonesia yang terjadi bukanlah gelombang panas, melainkan suhu panas seperti pada umumnya," ungkap Dwikorita di Jakarta, Senin 6 Mei 2024.

Baca Juga: Bukan Gelombang Panas, BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Terik Awal Mei di Indonesia

Penyebab suhu panas terjadi di Indonesia, jelas Dwikorita, adalah akibat dari pemanasan permukaan sebagai dampak dari mulai berkurangnya pembentukan awan dan berkurangnya curah hujan. Kondisi ini umum terjadi pada periode peralihan musim hujan ke musim kemarau alias pancaroba.

“Sama halnya dengan kondisi gerah yang dirasakan masyarakat Indonesia akhir-akhir ini juga merupakan sesuatu yang umum terjadi pada periode peralihan musim hujan ke musim kemarau, sebagai kombinasi dampak pemanasan permukaan dan kelembaban yang masih relatif tinggi pada periode peralihan ini,” terangnya.

Ciri-ciri periode pancaroba ini, imbuh Dwikorita, umumnya adalah kondisi cuaca pagi hari yang cerah, siang hari yang terik dengan pertumbuhan awan yang pesat diiringi peningkatan suhu udara, kemudian terjadi hujan pada siang menjelang sore hari atau sore menjelang malam hari.

“Sedangkan pada malam hari, kondisi gerah serupa juga dapat terasa jika langit masih tertutup awan dengan suhu udara serta kelembaban udara yang relatif tinggi. Selanjutnya, udara berangsur-angsur dirasakan mendingin kembali jika hujan sudah mulai turun,” tambahnya.

Halaman:

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah