Bukan Gelombang Panas, BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Terik Awal Mei di Indonesia

- 2 Mei 2024, 16:30 WIB
Ilustrasi gelombang panas
Ilustrasi gelombang panas /Pixabay/ybernardi

PRFMNEWS – Cuaca panas terik pada pagi hingga siang bahkan gerah pada malam beberapa hari ke belakang dirasakan masyarakat di Jabodetabek, Bandung, dan beberapa wilayah Indonesia lainnya. Apa penyebabnya dan benarkah ini berkaitan dengan heatwave atau gelombang panas?

Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Guswanto menjelaskan penyebab fenomena cuaca panas terik di sejumlah wilayah Indonesia dari sejak akhir April hingga awal Mei 2024 ini berkaitan dengan posisi Matahari.

"Hal tersebut terjadi karena posisi semu Matahari pada bulan April berada dekat sekitar khatulistiwa dan menyebabkan suhu udara di sebagian wilayah Indonesia menjadi relatif cukup terik saat siang hari," ujar dia dalam keterangan resmi di laman BMKG, 27 April 2024.

Baca Juga: Kabar Terbaru Soal Gerbang Tol KM 151 yang Jadi Akses ke Arah Timur dari Gedebage

Sehingga Guswanto memastikan kondisi suhu panas terik ini tidak ada kaitannya dengan fenomena gelombang panas seperti yang melanda berbagai negara Asia dan Asia Tenggara, seperti Thailand yang berada dekat dengan Indonesia dengan suhu maksimum mencapai 52°C.

“Fenomena suhu panas di Indonesia bukan merupakan heat wave (gelombang panas), karena memiliki karakteristik fenomena yang berbeda, di mana hanya dipicu oleh faktor pemanasan permukaan sebagai dampak dari siklus gerak semu matahari sehingga dapat terjadi berulang dalam setiap tahun,” jelasnya.

Di Indonesia, suhu udara maksimum di atas 36,5°C tercatat di beberapa wilayah, yaitu pada tanggal 21 April di Medan, Sumatera Utara mencapai suhu maksimum 37,0°C, dan di Saumlaki, Maluku mencapai suhu maksimum sebesar 37,8°C, serta pada 23 April di Palu, Sulawesi Tengah mencapai 36,8°C.

Baca Juga: Exit Tol KM 149 Ditargetkan Beroperasi Lagi Awal Tahun Depan dengan Tidak Ada Pembatasan Waktu Lagi

Lebih lanjut Guswanto menyebut dalam sepekan ini, BMKG mengidentifikasi masih adanya potensi peningkatan curah hujan secara signifikan, yakni di sebagian besar Sumatra, Jawa bagian barat dan tengah, sebagian Kalimantan dan Sulawesi, Maluku dan sebagian besar Papua.

Halaman:

Editor: Indra Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah