Kemenhub dan AP 2 Ungkap Penyebab Penerbangan Pindah dari Bandara Husein ke Kertajati

28 Agustus 2023, 07:00 WIB
Rencana pemindahan penerbangan dari Bandara Husein Sastranegara ke BIJB Kertajati Majalengka /Dok BIJB Kertajati

PRFMNEWS – Rencana pemindahan beberapa rute penerbangan dari Bandara Husein Sastranegara, Kota Bandung ke Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Kabupaten Majalengka akan segera terlaksana.

Rencana penerbangan pesawat jenis jet dipindah ke Bandara Kertajati Majalengka dari Husein Sastranegara Bandung yang dijadwalkan mulai 29 Oktober 2023 ini sudah sejak lama diungkap Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi tepatnya pada Juni 2019 lalu.

Sejumlah faktor penyebab pemindahan beberapa rute penerbangan domestik dari Bandara Husein Sastranegara ke BIJB Kertajati juga sempat diterangkan Menhub dalam rapat tindak lanjut pengalihan penerbangan komersial pesawat jenis jet dari Bandung ke Kertajati, Selasa 18 Juni 2019 lalu.

Baca Juga: Tekan Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak, Pemkot Bandung Perkuat Peran Puspel PP

Hingga terakhir, rencana penerbangan pesawat jet dipindah dari Bandara Husein ke Kertajati kembali diperkuat oleh pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat peresmian Jalan Tol Cisumdawu, Selasa 11 Juli 2023.

Alasan pemindahan penerbangan ke BIJB Kertajati dari Bandara Husein sesuai rencana pemerintah juga sebelumnya diutarakan President Director PT Angkasa Pura II (AP 2) Muhammad Awaluddin pada Oktober 2019 lalu. AP 2 merupakan pengelola Bandara Husein Sastranegara Bandung

Pada rapat saat itu, Menhub Budi menjelaskan bahwa Bandara Husein memiliki beberapa kekurangan yang tidak bisa lagi ditanggulangi. Oleh sebab itu, untuk penerbangan jenis pesawat jet harus dipindahkan ke BIJB Kertajati.

Baca Juga: Tanpa Masinis, Operasional LRT Jabodebek akan Didampingi Train Attendant yang Punya Peran Penting

Budi menyatakan untuk ke depannya, Bandara Husein tetap akan dibuka untuk melayani penerbangan menggunakan jenis pesawat propeller (baling-baling) atau ATR.

"Kenapa menggunakan propeller saja? Karena di (Bandara Husein) Bandung landasannya pendek, agak cekung, banyak penduduk dan sebagainya," ungkap Budi.

Budi menambahkan, pesawat jenis propeller memiliki kecepatan yang lebih rendah sehingga bisa menyesuaikan dengan landasan pacu yang dimiliki Bandara Husein.

"Kita bisa mengantisipasi lebih baik dan keunggulan dari propeller atau yang biasa disebut ATR itu bisa melayani rute-rute pendek," sambungnya.

Budi pun meminta AP 2 yang juga selaku salah satu pengelola Bandara Kertajati untuk menata penerbangan sedemikian rupa, sehingga kedua bandara tersebut dapat saling melengkapi untuk pembagian rute domestik dan internasional.

Baca Juga: Pemkot Bandung Imbau Warga Lapor Jika Lihat Kabel Udara Menjuntai Guna Cegah Korban Luka

“Bandung itu adalah destinasi wisata, maka kita tidak akan memindahkan pergerakan penerbangan internasional menuju Bandung. Karena dari Malaysia dan Singapura itu sangat meminati Bandung. Namun slot di Bandung terbatas, dengan adanya Kertajati maka pergerakan internasional jadi lebih bagus. Kita bagi fungsi-fungsi Bandara Husein dan Kertajati,” ungkap dia.

Sementara mengutip laman angkasapura2, Muhammad Awaluddin menjelaskan bahwa landasan pacu (runway) Bandara Husein memiliki panjang 2.220 x 45 meter.

Dengan landasan pacu sepanjang itu, pesawat yang bisa mendarat atau terbang di Bandara Husein maksimal yang memiliki narrow body (berbadan sedang).

“Ukuran runway 2.220 x 45 m yang maksimal hanya bisa narrow body, karena sudah tidak mungkin lagi melakukan pengembangan runway di sana," kata Awaluddin dalam keterangan tertulisnya.

Sementara, imbuhnya, runway di Bandara Kertajati didesain berukuran 3.000 x 60 m sehingga bisa melayani penerbangan wide body (pesawat berbadan besar), bukan saja Airbus A330 atau Boeing 777, tapi juga sekelas Airbus A380.

“Ke depannya, runway Kertajati bahkan bisa diperpanjang hingga 3.500 meter dan masih ada lahan untuk membangun runway kedua,” bebernya.

Baca Juga: Niat Bikin Kopi Buat Suami di Dapur, Istri di Bogor Tewas Tercebur Sumur

Selain faktor panjang landasan pacu, dia menambahkan, luasan gedung terminal di Bandara Husein hanya mampu menampung maksimal 4 juta pergerakan penumpang per tahun.

"Area lahan untuk perluasan bangunan juga terbatas. Jadi, memang ada keterbatasan untuk pengembangan bandara,” jelas Awaluddin.

Berdasarkan pertimbangan faktor penyebab itulah, mulai 29 Oktober 2023, semua penerbangan komersial jet untuk rute domestik di Bandara Husein akan dipindahkan ke BIJB Kertajati. Dengan begitu Bandara Kertajati akan beroperasi penuh.

Mengusung konsep integrated multi-airport system, maka Bandara Husein dan Kertajati akan sama-sama beroperasi untuk saling mendukung satu sama lain.

Baca Juga: Kini RSHS Bandung Miliki Area Kuliner Khusus dengan Fasilitas Lebih Nyaman

Keberadaan dua bandara tersebut yang beroperasi melayani segmentasi penerbangan yang berbeda juga secara optimal diharapkan mampu menunjang dilakukannya penataan rute penerbangan di Jawa Barat.

Sehingga konektivitas penerbangan di Jawa Barat dapat semakin kuat dan semakin baik dengan dilakukannya penataan rute penerbangan, didukung dua bandara yang sama-sama aktif serta optimal melayani penerbangan.

Terlebih saat ini Tol Cisumdawu telah beroperasi secara penuh dari Cileunyi hingga Dawuan yang membuat akses dari Bandung Raya dan sekitarnya menuju Bandara Kertajati menjadi semakin mudah dan cepat. ***

Editor: Indra Kurniawan

Tags

Terkini

Terpopuler