PRFMNEWS - Sebanyak 100 dokter gugur selama penanganan covid-19 di Indonesia. Ketua IDI Jabar, Eka Mulyana menyebutkan dari 100 dokter yang gugur tersebut, delapan dokter di antarnya berasal dari Jawa Barat.
Menurut Eka, kasus gugurnya dokter dan tenaga kesehatan lainnya terjadi di banyak daerah di Indonesia mulai dari Sabang hingga Merauke. Maka dari itu, dia berharap angka kematian dokter tak bertambah lagi karena dokter ini menjadi orang penting dalam penanaganan covid-19 di Indonesia.
"Ini menyebar di seluruh Tanah Air mulai dari Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali, bahkan hingga Papua. Dan tentu kita berharap ini tidak berlanjut terus karena ini berdampak pada masyarakat yang dilayani saat pandemi ini," jelas Eka saat on air di Radio PRFM 107.5 News Channel, Kamis 3 September 2020.
Baca Juga: 600 Personil Polres Cimahi akan Amankan Pilkada Kabupaten Bandung di Margaasih
Kata Eka, angka kematian tenaga medis di Indonesia merupakan salah satu yang tertinggi di dunia di tengah pandemi covid-19. Menurutnya, di negara lain, kematian tenaga medis jauh di bawah angka kematian tenaga medis Indonesia.
Dengan adanya kematian 100 dokter ini, Eka berharap adanya perbaikan sistem kesehatan kapasitas rumah sakit.
"Kalau okupansi rate rumah sakit meningkat akibatnya jam kerja dari tenaga medis atau tenaga kesehatan yang meningkat juga karena overload. Penting di sini diperhatikan jam kerjanya, kemudian sistem kerja maksimal enam jam, jangan sampai ada teman-teman dokter yang jaga terus menerus, dan ini bagaimana daya tahannya kalau mereka jaga terus menerus," tegasnya.
Baca Juga: Pemkot Bandung Akan Kembangkan 'Sawah Abadi' di Kelurahan Cisurupan Sebagai Lokasi Wisata Edukasi
Dengan adanya penambahan kasus hingga lebih dari seribu setiap harinya di Indonesia, Eka berharap pemerintah segera bertindak untuk menekan angka penyebaran covid-19.