Salju Abadi di Puncak Jaya Terus Mencair, Sejumlah Dampak Buruk ini Bisa Mengancam Indonesia

- 17 Juni 2023, 08:50 WIB
Es Abadi pada Puncak Jaya di Pegunungan Jaya Wijaya, Mimika, Papua
Es Abadi pada Puncak Jaya di Pegunungan Jaya Wijaya, Mimika, Papua /ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

PRFMNEWS – Salju abadi Puncak Jaya di Pegunungan Jayawijaya, Provinsi Papua, terus mencair dan terancam hilang jika terus-terusan terjadi akibat pemanasan global dan perubahan iklim.

Jika salju abadi di Puncak Jaya Papua ini meleleh bahkan hilang, maka dampak negatif berpotensi dialami Indonesia sehingga sangat perlu dilakukan upaya pencegahan lebih serius dengan menekan terjadinya pemanasan global.

“Kondisi salju abadi di Puncak Jaya yang terus mencair sebagai dampak pemanasan global dan perubahan iklim tersebut harus menjadi perhatian serius,” kata Plt Dirjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Dr Ruandha Agung Sugardiman, dikutip prfmnews.id dari ANTARA.

Baca Juga: Penjelasan BMKG soal Fenomena Langka ‘Awan Topi’ Viral di Langit Natuna, Bahaya bagi Penerbangan

Ruandha Agung menyebut jika salju abadi di Puncak Jaya Pegunungan Jayawijaya Papua hilang, maka akan menimbulkan kerugian besar bagi Indonesia.

“Kalau salju itu sampai hilang akibat pemanasan global dan perubahan iklim tentunya kerugian besar bagi Indonesia,” ucapnya.

Kerugian besar berupa dampak buruk dari salju abadi di Puncak Jaya yang terus mencair hingga terancam hilang, ujar Ruandha, antara lain Indonesia akan kehilangan salah satu keunikan dunia.

Baca Juga: Penjelasan Peneliti BRIN Soal Pulau Baru Muncul Usai Gempa Maluku, Bukan Fenomena Pertama di Indonesia

Mengingat salju abadi di Puncak Jaya merupakan wisata pegunungan yang menjadi karakter atau ciri khas Papua sekaligus ikon es abadi di kawasan tropis.

“Salju abadi Gunung Puncak Jaya merupakan hal luar biasa dan menjadi salah satu keunikan dunia yang ada di Indonesia,” ujarnya.

Dampak buruk lainnya yang bisa mengancam Indonesia ketika salju abadi itu terus meleleh adalah memicu kenaikan muka air laut yang mengarah kepada abrasi pantai-pantai di Indonesia.

Menurutnya, kondisi tersebut juga kini tengah jadi perhatian dunia mengingat dampak buruk naiknya temperatur suhu bumi berpengaruh pula pada mencairnya gunung es di kutub bumi utara dan selatan.

Baca Juga: BRIN Lakukan 3 Riset untuk Eksplorasi Sumber Daya Laut Dalam

Dia menyatakan, KLHK sudah mengupayakan sejumlah upaya guna mencegah temperatur suhu panas di Indonesia tidak terus naik.

"Berbagai upaya tengah dilakukan Indonesia dalam mencegah kenaikan suhu global tidak lebih dari 1,5 derajat Celcius. Salah satu sektor utama dalam pengendalian perubahan iklim adalah kehutanan," ungkapnya.

Dari hasil inventarisir yang dilakukan BRIN, tahun 1990-an salju abadi di Puncak Jaya masih sekitar 200 km persegi. Namun sekitar tahun 2003 luasnya diperkirakan tinggal 20 km persegi.

"Dari perhitungan dan simulasi yang dilakukan BMKG, dengan temperatur yang semakin tinggi, salju abadi tersebut diperkirakan dalam beberapa tahun mendatang akan mencair semuanya. Sangat disayangkan kalau salah satu keunikan dunia di tropis itu sampai hilang," tutur Ruandha .***

 

Editor: Rizky Perdana

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x