Jokowi Perintahkan Jajarannya untuk Segera Stabilkan Harga Beras yang Sedang Naik

- 2 Februari 2023, 06:45 WIB
Ilustrasi, tumpukan beras medium dengan bobot total 500 ton akan digelontorkan Pemerintah Kota Bandung untuk stabilkan harga
Ilustrasi, tumpukan beras medium dengan bobot total 500 ton akan digelontorkan Pemerintah Kota Bandung untuk stabilkan harga /Diskominfo Kota Bandung

PRFMNEWS - Saat ini harga beras di pasaran sedang mengalami kenaikan harga.

Bahkan kenaikan harga beras ini sudah terjadi sejak akhir tahun 2022 lalu.

Karena hal ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menginstruksikan bawahannya untuk mengendalikan harga beras.

Dalam hal ini, Presiden Jokowi memerintahkan Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, dan Direktur Utama (Dirut) Perum BULOG Budi Waseso untuk menjaga stabilitas harga beras.

Baca Juga: Harga MinyakKita dan Beras Naik Disebabkan Hal ini

“Ini masalah penyaluran, soal operasi pasar. Mendag itu stabilisasi, saya pelaksananya, Pak Arief itu, Badan Pangan Nasional itu yang ngitung neracanya nanti kebutuhannya berapa,” ujar Dirut Perum BULOG Budi Waseso usai mengikuti rapat terbatas (ratas) yang dipimpin oleh Presiden Jokowi, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa lalu.

Untuk menstabilkan harga beras, Bulog akan menyediakan hingga lebih dari 300 ribu ton beras.

Beras tersebut nantinya akan disalurkan dalam operasi pasar.

“Yang sudah siap kita edarkan 315 ribu ton. Itu yang akan segera kita turun-turunkan untuk operasi pasar,” ujarnya.

Baca Juga: Stabilkan Harga, Pemerintah Kota Bandung Bersiap Gelontorkan 500 Ton Beras Medium Bersama Bulog

Selain itu, lanjut Budi, pihaknya juga mempunyai cadangan beras impor, termasuk beras kualitas premium, yang juga siap untuk disalurkan dalam operasi pasar.

“Nanti ini yang kita turunkan ini adalah beras-beras termasuk beras-beras impor yang kualitasnya premium tapi kita tetap menjualnya dengan Rp8.300,” ucapnya.

Budi pun meminta semua pihak, termasuk satuan tugas pangan hingga masyarakat, untuk bersama-sama mengawasi penyaluran beras tersebut agar tidak terjadi penimbunan maupun permainan harga.

“Kalau enggak kan nanti ada penimbunan, penumpukan. Karena sekali lagi ini kan berasnya beras premium, jadi harganya kalau di lapangan mahal, nah padahal kita berharap ini beras tetap dijual murah karena dari BULOG-nya juga berasnya murah,” tuturnya.

Baca Juga: DPRD Kota Bandung Dukung Usulan Raperda Pencegahan dan Penanggulangan LGBT

Pada kesempatan itu, Dirut BULOG juga menegaskan bahwa pihaknya siap untuk menyerap hasil petani pada musim panen mendatang.

“Kita akan melakukan penyerapan dari panen-panen yang akan datang ini. Ini sudah disiapkan,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengungkapkan bahwa berdasarkan kerangka sampel area dari Badan Pusat Statistik (BPS) puncak panen akan terjadi pada bulan Februari dan Maret.

Baca Juga: Persib Bandung Ingin Berkandang di Stadion Siliwangi, Pengelola Gembira

“Setelah panen itu, maka akan mengisi lumbung-lumbung pangan yang ada dulu. Jadi biasanya rumah tangga petani, kemudian stok-stok di penggilingan,” ujar Arief.

Arief menyampaikan, Badan Pangan Nasional telah meminta Perum BULOG untuk menyerap 2,4 juta ton hasil panen di dalam negeri, dengan alokasi 70 persen di panen yang pertama dan sisanya di akhir tahun.

“Saya sudah menugaskan Bulog untuk menyerap sekitar 2,4 juta ton tahun ini, sehingga ini gudang Bulog memang harus dikosongkan. Jadi nanti Bulog akan mengosongkan untuk operasi pasar sebulan terakhir ini,” kata Arief.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x