Viral Dugaan Perundungan dan Pelecehan Seksual di KPI Pusat

- 2 September 2021, 07:27 WIB
Ilustrasi pelecehan seksual
Ilustrasi pelecehan seksual /PRFM

"2017, karena berobat ke dokter penyakit dalam tak kunjung sembuh, berdasarkan saran keluarga akhirnya saya ke Psikiater di RS Sumber Waras. Dari Psikiater, saya diberi obat penenang selama 1 minggu," lanjutnya.

Sepanjang 2018, karena tidak kuat dibully dan dimaki, usai tugas kantor selesai, MS sering menyendiri di Mushola hanya untuk menangis dalam kesunyian.

Baca Juga: Bupati Umumkan Wisata Pangandaran Segera Buka Kembali

"Kadang saya pulang ke rumah di jam kerja hanya untuk menghindari perundungan yang tak sanggup saya tanggung. Mereka terus merundung dengan kata kata kotor dan porno seolah saya bahan hiburan mereka. Tapi karena dimarahi ibu agar bekerja sampai tuntas, saya akhirnya terpaksa kembali ke kantor," paparnya.

"Karena saya sering menyendiri ke mushola, para pelaku memfitnah saya meninggalkan pekerjaan, padahal saya trauma oleh kebejatan mereka dan tugas kantor selalu saya selesaikan dengan baik," lanjutnya.

Karena tak betah dan sering sakit pada 2019 MS akhirnya pergi ke Polsek Gambir untuk membuat laporan polisi.

Sayangnya, Polisi meminta dirinya untuk lapor terlebih dahulu kepada atasannya agar masalah ini diselesaikan di internal KPI Pusat.

"Pak Kapolri, bukankah korban tindak pidana berhak lapor dan Kepolisian wajib memprosesnya?," herannya.

Baca Juga: Catat Jadwalnya! 5 Gerbang Tol di Kota Bandung Diberlakukan Ganjil Genap

"Akhirnya saya mengadukan para pelaku ke atasan sambil menangis, saya ceritakan semua pelecehan dan penindasan yang saya alami. Pengaduan ini berbuah dengan dipindahkannya saya ke ruangan lain yang dianggap "ditempati oleh orang orang yang lembut dan tak kasar"," ceritanya.

Halaman:

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x