Ungkap 6 Hal Penting Terkait Isu Myanmar di KTT ASEAN ke-41, Presiden Jokowi: Indonesia Sangat Kecewa

12 November 2022, 06:20 WIB
Presiden Joko Widodo menyampaikan beberapa hal penting terkait isu Myanmar yang dapat dijadikan elemen keputusan pada KTT ASEAN Kamboja kali ini. /Laily Rachev Biro Setpres RI/

PRFMNEWS - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan enam hal penting terkait isu Myanmar yang dapat dijadikan elemen keputusan pada KTT ASEAN ke-41 di Kamboja, Jumat 11 November 2022.

Selain mengutarakan enam poin penting, Presiden Jokowi juga menegaskan sikap Indonesia atas isu yang sedang dihadapi Myanmar.

Presiden Jokowi menyampaikan enam usulan penting terkait isu Myanmar saat berbicara pada sesi retreat KTT ASEAN ke-41 yang secara khusus membahas implementasi 5-point consensus (5PC) yang berlangsung di Hotel Sokha, Phnom Penh.

Baca Juga: Korban Penusukan di Bandung Merupakan Mahasiswa Unpad

Usulan pertama, Jokowi ingin penerapan 5PC tetap menjadi acuan utama bagi ASEAN dalam membantu Myanmar keluar dari krisis politiknya.

kedua, Jokowi mempertegas seruan penghentian kekerasan agar segera tercipta kondisi kondusif di Myanmar.

“Ketiga, Kami mengusulkan penugasan Sekjen ASEAN dan AHA Centre untuk terus mengupayakan akses agar Comprehensive Needs Assessment dapat segera diselesaikan,” ujar Presiden.

Menurutnya, bantuan kemanusiaan untuk mendukung ­life-sustaining menjadi lebih penting artinya saat ini.

Baca Juga: Mobil Pengangkut Jerigen BBM Terbakar, Dua Orang Terluka, Dugaan Sementara Akibat Bara Rokok

Kemudian pada poin keempat, Kepala Negara mengharapkan keputusan non-political representation dari Myanmar juga harus diberlakukan selain untuk AMM dan KTT.

“Kelima, engagement ASEAN dengan semua stakeholders Myanmar harus segera dilakukan. Karena hanya dengan membuka dialog dengan semua pihak, maka ASEAN akan dapat memfasilitasi dialog nasional yang dimandatkan oleh 5PC,” ucapnya.

Terakhir, menurut Presiden, untuk menghormati prinsip non-interference maka ASEAN tidak memberikan dukungan terhadap Pemilu yang tidak inklusif dan tidak dipersiapkan berdasar dialog nasional.

“Kita memiliki tanggung jawab kepada rakyat ASEAN dan dunia. Jika kita tidak bertindak tepat, maka kredibilitas dan relevansi ASEAN menjadi taruhannya,” tegasnya.

Baca Juga: 3 Provinsi Baru di Papua Resmi Punya Pj Gubernur, Dilantik Mendagri Hari ini

Di sela penyelenggaraan KTT ASEAN Kamboja ini, Jokowi juga mengutarakan terkait perhatian khusus Indonesia terhadap situasi Myanmar yang semakin buruk.

Dalam keterangannya kepada awak media, Presiden menyampaikan kekecewaannya atas tidak adanya progres yang signifikan dari implementasi 5PC oleh junta militer Myanmar.

“Indonesia sangat kecewa dengan situasi Myanmar yang semakin buruk, tidak adanya progres yang signifikan dari implementasi 5PC sekaligus kita tidak melihat adanya komitmen dari junta militer untuk mengimplementasikannya,” ujar Presiden Jokowi.

Menurut Kepala Negara, situasi di Myanmar tidak boleh mengganggu perjalanan dan kerja sama ASEAN.

Baca Juga: Banyak Perjalanan Kereta Api Lokal di Bandung Mengalami Keterlambatan, PT KAI Minta Maaf

“Indonesia mempertegas posisinya untuk tidak memperbolehkan non-political representation dalam KTT ASEAN dan pertemuan tingkat menteri luar negeri. Indonesia juga mengusulkan hal serupa diberlakukan di luar pertemuan tingkat menteri luar negeri,” ungkapnya.

Ia menambahkan, selain tetap berkomitmen terus memberikan bantuan kemanusiaan, Indonesia juga akan mendorong ASEAN untuk segera melakukan engagement dengan seluruh stakeholders di Myanmar dan melakukan dialog.

“Indonesia juga menyerukan untuk segera menghentikan segala tindak kekerasan di Myanmar,” jelas Presiden.***

Editor: Indra Kurniawan

Tags

Terkini

Terpopuler