Nasi Putih Dingin Sisa Kemarin Lebih Baik untuk Diabetes Cegah Gula Darah Naik? Ini Penjelasan dr. Cahyo

- 28 Agustus 2022, 20:00 WIB
Ilustrasi. Nasi putih kemarin baik untuk penderita diabetes cegah gula darah naik, kata dokter Cahyo Purnomo.
Ilustrasi. Nasi putih kemarin baik untuk penderita diabetes cegah gula darah naik, kata dokter Cahyo Purnomo. /Pixabay.com/SpencerWing

PRFMNEWS – Penderita diabetes meyakini bahwa nasi putih dingin sisa kemarin lebih baik dan aman dikonsumsi dibandingkan nasi hangat yang baru dimasak karena bisa cegah gula darah naik.

Healthy vlogger dokter Cahyo Purnomo menjelaskan fakta nasi putih dingin sisa kemarin lebih baik bagi orang diabetes karena mampu cegah gula darah melonjak drastis usai memakannya.

Menurut dr. Cahyo Purnomo, nasi putih dingin lebih baik untuk orang diabetes daripada nasi hangat yang baru dimasak dan tidak membuat gula darah melonjak drastis adalah benar.

Baca Juga: Momen Unik, Detik-detik Luis Milla Bertemu Tim Persib Jelang Liga 1 Kontra PSM Makassar Bukan di Lapangan

Ada tiga alasan, kata dr. Cahyo Purnomo, yang membuat nasi putih dingin sisa kemarin lebih aman dikonsumsi penderita diabetes karena tidak memicu gula darah naik tinggi usai mengonsumsinya.

1. Indeks glikemik nasi dingin turun

Indeks glikemik merupakan indikator yang digunakan untuk menunjukan kecepatan suatu makanan dalam meningkatkan kadar gula darah.

Dokter Cahyo Purnomo menyebut, indeks glikemik nasi putih dingin sudah turun atau lebih rendah dibanding saat kondisi masih hangat baru dimasak.

“Ini terjadi akibat nasi putih yang sudah didinginkan akan mengubah unsur pati dalam nasi yang sebelumnya mudah diserap oleh usus,” ucapnya, dikutip prfmnews.id dari kanal YouTube dr. Cahyo EDUKES.

“Unsur pati (pada nasi dingin) ini diubah jadi pati resisten yang lebih sulit diserap usus, sehingga lonjakan gula darah akan menjadi perlahan karena lambatnya penyerapan zat pati resisten ini,” sambungnya.

Baca Juga: Selain Berbagi Bansos, Jokowi Ungkap Kapan Harga Telur Turun Saat Kunjungi Pasar Cicaheum Bandung Hari ini

2. Beban glikemik nasi dingin rendah

Beban glikemik merupakan nilai yang menunjukan seberapa besar karbohidrat dalam satu porsi makanan mampu meningkatkan kadar glukosa darah.

Beban glikemik nasi putih dingin, ujar dr. Cahyo, lebih kecil dibandingkan saat masih hangat dan baru dimasak.

“Hal ini disebabkan kandungan karbohidrat dalam 100 gram nasi putih masih hangat dan kandungan karbohidrat pada nasi putih yang sudah didinginkan per 100 gram nya ternyata sama,” tuturnya.

Meski demikian, jika menghitung beban glikemik, nasi putih dingin dengan indeks glikemik lebih rendah daripada nasi hangat dalam porsi sama, akan dihasilkan beban glikemik lebih rendah pada nasi dingin.

Baca Juga: Kirab Merah Putih Digelar di Jakarta, Dibuka Langsung oleh Presiden Jokowi

3. Nasi dingin meningkatkan kerja insulin

Dokter Cahyo menuturkan, nasi putih dingin yang mengandung pati resisten bisa meningkatkan kerja hormon insulin.

“Pati resisten yang sulit dicerna oleh usus halus akan masuk ke usus besar dan diubah menjadi asam propionat. Dengan bantuan bakteri baik dalam usus, asam propionat akan meningkatkan kerja hormon insulin di jaringan lemak sehingga kadar gula darah akan lebih terkontrol,” terangnya.

Dari tiga alasan itulah, dr. Cahyo menyimpulkan, nasi putih dingin lebih baik bagi orang diabetes karena punya indeks glikemik dan beban glikemik rendah, serta di usus besar diubah menjadi asam propionat yang bisa bantu meningkatkan kerja insulin.

Namun, ia mengingatkan, bukan berarti punya tiga alasan tersebut maka orang diabetes boleh mengonsumsi nasi dingin dalam jumlah banyak, melainkan harus tetap dibatasi porsinya.

Baca Juga: 9 Penyebab Tangan Sering Gemetar atau Tremor, Nomor 4 Tidak Sadar Sering Kamu Lakukan

“Dengan melihat ketiga hal tersebut, nasi dingin sisa kemarin kesimpulannya memang lebih baik dikonsumsi penderita diabetes. Namun dikonsumsi dalam jumlah wajar tidak berlebihan,” tegasnya.

Kemudian, ia menjelaskan, nasi putih dingin akan memberikan efek positif pada orang diabetes tidak instan atau hanya setelah dikonsumsi dalam hitungan satu dua hari atau satu dua minggu saja.

“Namun butuh waktu berbulan-bulan Anda rutin melakukan hal tersebut, baru Anda akan merasakan efeknya yakni gula darahnya lebih terkontrol,” pungkas dr. Cahyo Purnomo.***

Editor: Indra Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah