Apakah Rokok Elektrik Berpotensi Sebabkan Gagal Ginjal Akut? Begini Penjelasannya

1 November 2022, 12:20 WIB
Ilustrasi vape. /Pixabay/haiberleu

PRFMNEWS - Baru baru ini kita dihebohkan dengan adanya temuan cemaran Dietilen Glikol (DEG) dan Etilen Glikol (EG) pada obat sirup. Obat sirup awalnya menggunakan propilen glikol sebagai bahan pelarut.

Namun karena kelangkaan dan tingginya harga zat tersebut membuat beberapa pabrik obat yang kurang bertanggung jawab kemudian beralih menggunakan DEG dan EG sebagai pengganti bahan pelarut pada obat sirup.

Selain hal tersebut, beberapa berita juga menyebutkan bahwa pengguna vape (rokok elektrik) harus waspada karena asap yang ditelan penggunanya berpotensi menyebabkan penyakit gagal ginjal akut. Sebab, liquid pada vape disinyalir mengandung cemaran Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG).

Sejumlah asosiasi rokok elektrik menyatakan salah satu produk tembakau alternatif rendah risiko tersebut tidak berpotensi menyebabkan gagal ginjal akut seperti pada kasus obat batuk sirup.

Baca Juga: Bisa Terancam Pidana, Polisi Tegaskan Apotek di Jabar Dilarang Jual Obat Sirup Tercemar EG dan DEG

Ketua Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI) Aryo Andrianto menjelaskan Propilen Glikol (PG) yang terdapat pada cairan rokok elektrik itu berbeda dengan Dietilen Glikol (DEG) dan Etilen Glikol (EG) pada kasus obat sirup yang sedang ramai dibicarakan.

"Belakangan ini kita dihadapkan pemberitaan yang menuduh rokok elektrik tidak aman karena mengandung zat yang tidak baik. Penjelasan ini ditujukan untuk pemberitaan yang tidak dipertanggungjawabkan tersebut,” kata Aryo dikutip ANTARA, Selasa, 1 November 2022.

Aryo mengatakan, berdasarkan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (U.S. Centers for Disease Control), PG adalah zat cair sintetis yang menyerap air.

Baca Juga: Mengenal Liquid Vape Lokal Bandung yang Mendunia Berkonsep 'Masa Depan'

Kandungan itu digunakan oleh industri kimia, makanan, dan farmasi. PG digunakan untuk menyerap air sekaligus menjaga kelembaban pada obat-obatan, kosmetik, atau produk makanan tertentu.

Bahkan, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (U.S. Food and Drug Administration) mengklasifikasikan PG sebagai zat yang secara umum diakui aman untuk digunakan dalam makanan.

Selain itu, Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization) menginformasikan zat ini telah dievaluasi untuk asupan harian yang dapat diterima oleh komite gabungan dari WHO dan Badan Pangan dan Pertanian (Food and Agriculture Organization) tentang zat aditif pada makanan.

Baca Juga: KABAR GEMBIRA, CFD Akan Digelar Kembali di Kota Bandung Mulai Akhir Pekan ini di Tiga Lokasi

“Isinya menyebutkan bahwa Propilen Glikol tidak berpengaruh pada metabolisme basal (fungsi organ tubuh). Maka, Propilen Glikol tidak sama dengan Dietilen Glikol dan Etilen Glikol,” tegas Aryo.

Dalam kesempatan berbeda, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Penghantar Nikotin Indonesia (APPNINDO), Teguh B Ariwibowo, menambahkan asumsi mengenai rokok elektrik memiliki potensi gagal ginjal akut bagi penggunanya seperti pada kasus obat batuk sirup sangat tidak berdasar.

Sebab, asumsi yang tersebar di publik tidak berdasarkan sumber kredibel dan hasil kajian ilmiah komprehensif.

“Pemerintah saat ini tengah bekerja keras untuk mencari tahu penyebab kasus gagal ginjal akut yang sedang mewabah di Indonesia. Alangkah bijaknya jika kita bersama-sama mendukung pemerintah menyelesaikan permasalahan ini dengan tidak mengembangkan asumsi yang tidak berdasar mengenai rokok elektrik sebagai salah satu pemicu gagal ginjal akut,” tegas Teguh.

Baca Juga: Disnaker Kota Bandung Sebut Loker Terbanyak di Job Fair Bandung 2022 dari Sektor Ritel

Menurut Teguh, asumsi yang berkembang di publik saat ini semakin memperlemah potensi rokok elektrik sebagai salah satu produk alternatif bagi perokok dewasa yang tengah mencari alternatif yang lebih rendah risiko.

Dampak terburuknya adalah prevalensi merokok di Indonesia yang sulit turun.

“Kepentingan publik dan industri harus dilindungi dengan menyediakan akses dan informasi yang akurat mengenai produk tembakau alternatif yang bersumber dari lembaga kredibel dan hasil kajian ilmiah agar tidak terpedaya dengan asumsi keliru bahwa rokok elektrik berpotensi menyebabkan gagal ginjal akut. Kami berharap kondisi krisis ini tidak dimanfaatkan demi kepentingan sekelompok pihak yang tidak bertanggung jawab,” tutup Teguh.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler