Akibat Pandemi Covid-19 Gangguan Kejiwaan Meningkat, Pemprov Jabar Luncurkan KJOL

- 10 Oktober 2020, 08:21 WIB
FOTO ilustrasi penderita gangguan jiwa.*/DOK. PR
FOTO ilustrasi penderita gangguan jiwa.*/DOK. PR /

PRFMNEWS - Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Jawa Barat (Jabar) Elly Marliyani mengatakan Kesehatan jiwa masyarakat rentan terganggu di tengah pandemi Covid-19. Berbagai tekanan, mulai dari informasi bohong atau hoaks, ketakutan, dan ketidakpastian akan berakhirnya pandemi, menyebabkan tekanan psikologi berat.

Berdasarkan survei Puslitbangkes Kemenkes pada 2020, sekitar 6,8 persen masyarakat Indonesia mengalami gangguan cemas. Dari angka tersebut, 85,3 persen di antaranya tidak memiliki riwayat gangguan psikiatri.

Situasi tersebut semakin darurat dengan adanya peningkatan durasi penggunaan gawai selama pandemi pada orang tua dan anak.

Baca Juga: Kangen ke Bioskop? Warga Kota Bandung Kini Sudah Bisa Nonton di Bioskop Ini

Penelitian RSCM FK UI pada bulan April-Juni 2020 menunjukkan, terjadi peningkatan waktu rata-rata penggunaan gawai hingga 11,6 Jam per hari dan peningkatan kecanduan internet pada remaja sebesar 19,3 persen.

"Banyak orang yang cemas dan khawatir, stigma terhadap fasilitas kesehatan jiwa, kondisi pandemi Covid-19," menyebabkan masyarakat akan menjadi sulit mendeteksi lebih dini keadaan kesehatan jiwanya, kata Elly, Jumat 9 Oktober 2020 dalam siaran pers.

Berangkat dari situasi tersebut Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jabar berinovasi dengan meluncurkan Konsultasi Jiwa Online (KJOL yang dibaca Kajol). Peluncuran itu sebagai respons cepat akan permasalahan kejiwaan di tengah pandemi.

Elly menjelaskan, masyarakat Jabar yang memerlukan konsultasi jiwa dapat menghubungi nomor 081221292020 via aplikasi pesan whatsapp atau mengakses link http//:tiny.cc/KJOL.

Baca Juga: Sekda Ungkap Klaster Covid-19 di Lingkungan Pesantren Jawa Barat Meningkat Sepekan Terakhir

Halaman:

Editor: Rifki


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x