Orang ini hanya datang ke kantor, dia bekerja tapi karena tidak banyak bergerak mengakibatkan produktivitas, konsentrasi menurun dan kalau dihitung itu setara dirinya kehilangan produktivitas sampai 32 hari.
"Untuk mengurangi 32 hari dalam setahun tidak ada produktivitas, salah satunya menjaga fisik untuk tetap sehat. Kita juga mewajibkan di Pemprov Jabar tiap jam 10 dan jam 2 untuk olahraga, di ruangan dengan model dan cara sudah kami atur dengan guru guru olahraga. Sehingga diharapkan tetap segar. Ini supaya tetap produktivitas," ucapnya.
Menurut Kang Emil, dengan penerapan WFA bagi ASN memenuhi kualifikasi, maka diharapkan dapat membantu mengurangi stres mereka sehingga produktivitas dalam bekerja tetap terjaga.
Hal itu, tambah Kang Emil, berkaitan pula dengan kelebihan dari penerapan WFA. Dimana WFA ini bisa mengurangi stres dan tingkat kejenuhan ASN.
Kemudian WFA juga dapat mengurangi biaya atau anggaran yang sebenarnya tidak perlu dibelanjakan pada saat kerjanya terpenuhi tanpa harus ke kantor.
"Jadi tetap akan menjalankan pelayanan seperti biasanya maksimal dari Pemprov Jabar. Contohnya, PNS yang kerjanya ngonsep, PNS yang kerjanya bikin pidato gubernur, kerjanya cap administrasi yang biasa approved (berkas) secara online. Pokoknya enggak ada hubungan dengan interaksi fisik. Dan ini akan sangat bagus, karena tadi ini mengurangi stres, mengurangi biaya, dan menghemat resources dan lain-lain," ungkapnya.
Gubernur membeberkan pula bahwa kebijakan WFA yang berlaku untuk semua eselon tapi khusus kepada PNS berprestasi sudah diterapkan sejak pekan ini.
Baca Juga: Ridwan Kamil: Jabar Instansi Pertama Permanenkan Work From Anywhere di Indonesia
"Sudah dilaksanakan. Ini adalah contoh bahwa Pemprov Jabar selalu beradaptasi terhadap perkembangan zaman, perkembangan teknologi dengan mengubah tanpa menghilangkan tujuan. Tujuannya tetap sama, pelayanan publik prima, kerja produktif 100 persen," ujarnya.