Pengakuan Agensi Buzzer di Kota Bandung, Punya Klien Perusahaan Swasta hingga BUMN

14 Februari 2021, 15:42 WIB
Ilustrasi buzzer di media sosial. /Pixabay/Mudassar Iqbal

PRFMNEWS - Redaksi PRFM berhasil meyakinkan seorang pekerja buzzer untuk berbincang-bincang.

Dari obrolan ini, terdapat berbagai fakta menarik yang terungkap terkait pekerjaan buzzer.

Seperti apa isi perbincangan Redaksi PRFM dengan seseorang yang bekerja di kantor agensi Buzzer di Kota Bandung. Simak selengkapnya.

Baca Juga: Kunjungi Sukabumi Utara, Wagub Jabar Nyatakan Dukungan Pengembangan Agrowisata

Baca Juga: Link Nonton Gratis Sub Indo One Piece Episode 962 : Daimyo Wilayah Kuri

Ratna (bukan nama sebenarnya) menjelaskan pekerjaannya sebagai buzzer. Dia bekerja di salah kantor agensi yang berada di wilayah Kota Bandung.

Diungkapkan Ratna, kantor agensi dimana ia bekerja punya klien tak hanya dari Kota Bandung. Kantor agensi buzzer yang kini menjadi tempat kerjanya, memiliki klien perusahaan swasta hingga Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

"Ketika saya ditawarkan untuk bekerja, Agensi ini bekerjasama dengan perusahaan lain. Baik itu swasta maupun BUMN," ungkapnya saat On Air di Radio PRFM 107.5 News Channel, Minggu 14 Februari 2021.

Baca Juga: Din Syamsuddin Dituduh Radikal, Menag Sampaikan Pernyataan Tegas: Jangan Gegabah Menilai Orang

Baca Juga: Meski Pegawai Sudah Sembuh dari Corona, Tahura Djuanda Tetap Tutup Sampai 22 Februari 2021

Ratna menuturkan, pekerjaannya sebagai buzzer terbilang gampang-gampang susah. Sebab, ia bersama rekan kerjanya harus teliti, responsif dan bekerja cepat saat terlibat dalam satu project.

Dari obrolan bersama Ratna, Redaksi PRFM mendapat gambaran besar cara kerja buzzer yang disediakan salah satu agensi di Kota Bandung. Berikut penjelasannya.

Ratna bersama rekan di kantor, terbagi menjadi beberapa tim. Satu tim biasanya terdiri atas 1 sampai 2 orang. Tim tersebut mengerjakan project atau permintaan dari klien untuk memantau media sosial.

"Pekerjaan sesuai kontrak, tergantung permintaan klien sampai kapan," jelas Ratna.

Artinya, media sosial milik klien akan dipantau oleh tim khusus yang disediakan kantor agensi buzzer seperti tempat kerja Ratna. Jika terdapat isu atau komentar negatif yang muncul di unggahan media sosial klien, Ratna dan tim langsung 'bergerak'.

Ratna dan tim akan melakukan serangan balik kepada pembawa isu negatif. Serangan balik tersebut berupa komentar langsung terhadap pembawa isu, agar isu tersebut bisa berubah menjadi positif atau netral di pandangan warganet.

 

"Kita bekerja terbagi dua shift, ada shift pagi dan siang. Shift siang kerja sampai jam 10 malam," ucap Ratna.

Adapun untuk mempermudah pekerjaan Ratna dan tim, kantor agensi buzzer memiliki sebuah sistem informasi dan teknologi (IT) yang bisa mempermudah memantau media sosial klien. Selain itu, Ratna dan tim juga mengoperasikan sejumlah akun media sosial palsu untuk mendukung kinerja mereka sebagai buzzer.

Baca Juga: CEK FAKTA: SBY Beri Restu Anies Baswedan Menuju RI 1? Simak Faktanya

Baca Juga: Ada-Ada Saja, Motor Warga Bandung Ini Tertukar Saat Parkir, Begini Kisahnya

"Paling fokus kita memantau Instagram, Twitter dan Facebook. Kadang kita juga mantau portal berita (yang ada kolom komentarnya)," imbuhnya.

Menurut Ratna, sebuah kantor agensi buzzzer biasanya membuka lowongan kerja dengan status posisi pekerjaan sebagai Social Media Officer.

"Saya juga sudah jalan setahun. Awalnya saat saya mendapat tawarkan kerja ini, tidak dijelaskan oleh kantor saya bahwa pekerjaan saya nantinya adalah pekerjaan buzzer," pungkasnya.***

Editor: Indra Kurniawan

Tags

Terkini

Terpopuler