Kantor Staf Presiden Bantah Pemerintah Gunakan Jasa ‘Buzzer’

- 3 September 2020, 15:30 WIB
Ilustrasi Buzzer
Ilustrasi Buzzer /Pixabay



PRFMNEWS – Isu pemerintah menggunakan jasa pendengung (buzzer) untuk menyampaikan program-program Presiden mencuat ke publik beberapa waktu ini. Kantor Staf Presiden (KSP) membantah tegas isu tersebut.

Deputi V Kantor Staf Presiden Bidang Politik, Hukum, Keamanan dan HAM Jaleswari Pramodhawardani mengatakan kepada anggota Komisi II DPR RI bahwa yang digunakan KSP adalah narasumber yang berpengaruh (influencer).

"Kami sama sekali tidak menggunakan buzzer," ujar Jaleswari dalam rapat kerja Komisi II DPR RI di Kompleks Parlemen RI, Senayan, Jakarta, Kamis 3 September 2020.

Baca Juga: Kiara Artha Park Bakal Gelar Drive In Cinema, Pengunjung Bisa Nonton Film dari Dalam Mobil

Dikutip prfmnews.id dari ANTARA, Jaleswari menyampaikan bahwa KSP hanya memanggil narasumber berpengaruh atau lebih dikenal dengan influencer sebagai narasumber diskusi.

Menurut dia, Influencer yang digunakan adalah tokoh yang memiliki latar belakang pengetahuan, yang mungkin saja dalam konteks media sosial, memiliki pengikut (followers) jutaan atau ratus ribuan orang.

Dikatakan Jaleswari, influencer berbeda dari pendengung. Pendengung atau dikenal dengan sebutan buzzer lebih anonim karena bisa siapa saja, serta ikut-ikutan mendengungkan isu yang sudah ada, bukan isu baru, berdasarkan pesanan.

"Bukan siapa-siapa, dan anonim, dan dia bergerak berdasarkan pesanan," ucap Jaleswari.

Baca Juga: Pemerintah Harus Cari Cara Tepat Agar Masyarakat Tak Kesulitan Saat Premium dan Pertalite Dihapus

Sementara influencer, kata Jaleswari, merupakan person yang memiliki kecakapan untuk berdiskusi dengan KSP dan membicarakan isu-isu strategis. Misalnya, akademisi.

"Influencer ini, sesekali KSP menggunakan. Misalnya, kami mendiskusikan tentang isu-isu strategis. Misalnya, akademisi seperti bapak Faisal Basri, saya rasa di media sosial, dia adalah influencer untuk memberi masukan terkait ekonomi," ujar Jaleswari.

Ketika influencer mencuit di Twitter nya terkait kegiatan diskusi bersama KSP mengenai program-program Presiden tersebut, Jaleswari mengatakan KSP tidak menyediakan bayaran untuk mencuit itu.

"Pembayaran yang diberikan sesuai budget narasumber biasa. Kami menggunakan prinsip-prinsip transparan dan akuntabel sembari tidak melunturkan sikap pemerintah bahwa boleh kita berbeda pendapat. Artinya kalau influencer dipanggil pemerintah, lebih kepada (menjadi) karakter narasumber," tutur Jaleswari.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x