14 Tradisi Unik di Indonesia dalam Menyambut Bulan Suci Ramadhan yang Selalu Bikin Rindu

- 6 Maret 2023, 12:40 WIB
Munggahan Bulan Ramadhan (puasa) memberi makna yang mendalam bagi masyarakat di Kampung Cipinang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Munggahan Bulan Ramadhan (puasa) memberi makna yang mendalam bagi masyarakat di Kampung Cipinang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. /Antara/

PRFMNEWS - Bulan puasa sudah di depan mata. Untuk menyambut Bulan Suci Ramadhan, beberapa daerah di Indonesia punya tradisi yang khas dan sarat makna.

Sebagai negara berpopulasi muslim terbesar di dunia, tidak heran kalau dalam menyambut bulan Ramadhan, masyarakat Indonesia sangat antusias. Sehingga, terciptalah berbagai tradisi unik di berbagai daerah.

Tradisi atau kebiasaan ini sudah dilaksanakan secara turun temurun, dan menciptakan suasana akan datangnya bulan suci di mana seluruh umat Islam melaksanakan puasa.

Baca Juga: Program Pemkot Bandung Sambut Ramadhan, Tukar Sampah dengan Minyak Goreng Premium

Munggahan adalah tradisi masyarakat Islam suku Sunda untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan. Acara ini biasanya dilakukan pada akhir bulan Syaban, satu atau dua hari menjelang Ramadhan.

Bentuk pelaksanaannya bervariasi, umumnya berkumpul bersama keluarga dan kerabat, makan bersama dan saling bermaafan serta berdoa bersama.

Selain itu, ada pula yang mengunjungi tempat wisata bersama keluarga, berziarah ke makam orang tua atau orang saleh, serta mengamalkan sedekah munggah (sedekah pada sehari menjelang bulan puasa).

Baca Juga: Muhammadiyah Umumkan Penetapan Awal Puasa 1 Ramadhan 2023 dan Idul Fitri 1 Syawal 1444 H

Ternyata tradisi munggahan tidak hanya ada di daerah Jawa Barat saja, ada beberapa daerah di Indonesia juga melaksanakan munggahan namun dengan bahasa yang berbeda.

Apakah kamu bagian dari yang selalu antusias dalam menyambut bulan suci dan juga melaksanakan tradisi berikut ini? Yuk, kita intip tradisi unik menyambut bulan Ramadhan dari berbagai daerah!

1. Munggahan – Jawa Barat

Tradisi munggahan biasanya dilakukan oleh masyarakat dari tanah Sunda, tradisi menyambut bulan Ramadhan ini selalu dilakukan setiap tahunnya.

Masyarakat Sunda di Jawa Barat memanfaatkan momen seminggu atau dua minggu sebelum bulan puasa untuk berkumpul bersama orang-orang terkasih.

Bukan hanya bersama keluarga munggahan ini juga bisa dilakukan dengan teman-teman dan rekan kerja. Di dalam munggahan biasanya ada satu momen untuk saling meminta maaf untuk mempersiapkan diri menuju bulan puasa yang suci.

2. Megibung - Bali

Meskipun mayoritas masyarakat Bali beragama Hindu, tradisi menjelang puasa yang dilakukan oleh muslim di Bali juga gak kalah dengan upacara keagamaan Hindu.

Tradisi Megibung biasanya dilakukan muslim di Bali menjelang bulan puasa. Acara makan yang diselingin dengan obrolan ringan ini telah menjadi sebuah budaya yang berasal dari Karangasem, Bali.

Megibung ini juga bisa diartikan sebagai makan bersama jadi dalam satu jamuan makan satu porsi nasi dan lauk pauk akan dimakan oleh sekitar 4-7 orang.

Baca Juga: 6 Persiapan Sebelum Ramadhan, Kata Zaidul Akbar Bisa Bikin Badan Sehat, Puasa Lancar dan Tambah Pahala

3. Malamang - Sumatera Barat

Makanan menjadi bagian penting di berbagai tradisi Minangkabau, Sumatera Barat. Begitu juga untuk merayakan hari-hari penting keagamaan salah satunya ketika menyambut bulan Ramadhan.

Setiap menjelang bulan puasa masyarakat Minangkabau akan beramai-ramai membuat lamang atau lemang yang terbuat dari ketan.

4. Dugderan - Semarang

Tradisi Dugderan masyarakat Semarang ini sudah dilakukan sejak tahun 1881 yang sampai sekarang masih dilakukan.

Bedanya Dugderan zaman sekarang sudah menjadi pesta rakyat yang rangkaian acaranya ada tari-tarian, karnaval, dan tabuh bedug.

Di setiap Dugderan pasti Warak Ngendong yang jadi simbol acara ini diarak dan ikut dalam karnaval. Biasanya karnaval akan dimulai dari Balai Kota dan berakhir di Mesjid Kauman.

5. Meugang - Aceh

Masyarakat dari Serambi Mekah atau Aceh juga mempunya tradisi yang sama uniknya untuk menyambut bulan Ramadhan. Tradisi memasak daging dan menikmatinya bersama orang terkasih dan yatim piatu di Aceh ini bernama Meugang.

Acara Meugang ini hampir mirip dengan Idul Adha dimana masyrakat beramai-ramai menyembelih kurban berupa kambing atau sapi.

Meugang sampai sekarang masih terpelihara baik, biasanya di desa-desa sudah sibuk menyiapkan Meugang sehari sebelum memasuki bulan Ramadhan. Sedangkan di kota Meugang dilaksanakan selama dua hari.

Tradisi Meugang ini menjadi sebuah keharusan karena masyarakt Aceh percaya kebaikan dan keberkahan yang terjadi 11 bulan lalu wajib disyukuri dengan cara Meugang.

6. Balimau - Minangkabau

Selain membuat lamang atau lemang, masyarakat Minangkabau juga menyambut bulan Ramadhan dengan Balimau.

Tradisi mandi menggunakan jeruk nipis ini dilakukan oleh masyarakat yang tinggal di dekat aliran sungai atau tempat mandi.

Balimau adalah tradisi secara turun menurun yang dipercaya sudah berlangsung berabad-abad lamanya. Tradisi mandi dengan jeruk nipis ini bertujuan untuk membersihkan diri secara lahir dan batin.

Baca Juga: Mendag Pastikan MinyakKita Bakal Tersedia Lagi di Pasar: Dekati Puasa dan Lebaran Sudah Normal Lagi

7. Megengan - Surabaya

Masyarakat Surabaya juga punya tradisi unik yang wajib dilakukan setiap menjelang bulan puasa.

Tradisi Megengan ini masih dilakukan sampai sekarang. Megengan adalah kegiatan memakan kue apem sebagai bentuk menyucikan diri.

Apem ini mirip dengan pelafalan kata ‘afwan’ dari Arab yang mempunyai arti maaf. Selain memakan kue apem warga juga melakukan tahlilan untuk mendoakan mendiang saudara yang terlebih dahulu pergi.

8. Nyadran – Jawa Tengah

Ziarah ke kuburan leluhur menjadi sebuah kegiatan wajib yang dilakukan oleh masyarakat Jawa. Begitu juga ziarah kubur jelang bulan puasa yang disebut dengan Nydaran.

Tradisi Nyadran ini biasanya dilakuakan oleh masyarakat Jawa Tengah. Nyadran adalah tradisi pemberisihan makam yang umumnya dilakukan di pedesaan.

Selain membersihkan makan leluhur dan tabur bunga masyarakat Jawa Tengah juga melakukan selamatan atau kenduri di makam leluhur.

9. Padusan - Boyolali

Salah satu cara yang dipercaya untuk bisa menyucikan diri adalah dengan cara mandi atau berendam di laut atau sumber-sumber air yang dianggap kramat.

Masyarakat Boyolali juga masih mempercayai tradisi seperti ini. Setiap menjelang bulan Ramadhan masyarakat Boyolali akan beramai-ramai mendatangi air terjun atau sumber air lainnya yang dianggap kramat.

Mereka akan beramai-ramai mandi dan berendam di sumber air ini karena kepercayaan mereka air bisa menyucikan diri sebelum masuk ke bulan puasa.

Baca Juga: Jokowi Dukung Pembangunan Rumah Sakit Seperti RS Mayapada Bandung Demi Kurangi Warga Berobat ke Luar Negeri

10. Nyorog - Betawi

Jika masyarakat dari tanah Sunda memiliki kebiasaan makan bersama jelang bulan puasa, orang Betawi punya tradisi yang agak berbeda.

Tradisi Nyorog ini selalu dilakukan setiap memasuki bulan Ramadhan. Nyorog adalah kegiatan membagikan bingkisan ke anggota keluarga atau tetangga dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan.

Tradisi ini biasanya dilakukan orang yang lebih muda ke orang yang usiannya lebih tua. Tujuannya adalah untuk meminta restu kelancaran ibadah puasa selama satu bulan.

11. Jalur Pacu - Riau

Sedikit berbeda dengan tradisi di daerah lain Riau menyambut Ramadhan dengan tradisi yang mirip dengan pesta rakyat. Menjelang bulan puasa masyarakat Riau akan bersiap-siap untuk menggelar acara Jalur Pacu.

Tradisi ini disambut dengan suka cita karena masyarakat akan beramai-ramai memenugi sungai untuk melihat perlombaan dayung yang disebut dengan Jalur Pacu. Perlombaan ini akan diakhiri dengan tardisi Balimau Kasai yang punya arti bersuci menjelang matahari terbenam sampai malam.

12. Apeman - Yogyakarta

Tradisi Apeman rutin dilaksanakan tiap tahunnya oleh masyarakat Yogyakarta menjelang datangnya bulan suci Ramadhan.

Sebagai kota destinasi wisata kelas dunia, tradisi yang mulanya dilakukan sebagai ungkapan rasa terima kasih dan syukur kepada Yang Maha Kuasa ini juga digelar di Jalan Malioboro dan Jalan Sosrowijayan untuk menjadi daya tarik wisatawan.

Tradisi ini dilakukan dengan membuat ratusan kue apem secara tradisional oleh anggota keluarga Keraton Yogyakarta Hadiningrat, yang dimulai dari proses ngebluk jeladren atau membuat adonan, kemudian dilanjutkan dengan proses ngapem atau memasak apem. Tradisi Apeman dipimpin langsung oleh permaisuri sultan, dan diikuti bersama oleh para perempuan dari keluarga keraton lainnya.

Baca Juga: Menteri PUPR Ungkap Penyebab Penyelesaian Tol Cisumdawu Molor, Tetap Rampung Sebelum Mudik Lebaran?

13. Ziarah Kubro - Palembang

Tradisi Ziarah Kubro sudah menjadi agenda tahunan bagi masyarakat Muslim Palembang yang tinggal di sepanjang Sungai Musi, khususnya bagi komunitas Arab di sekitarnya.

Tradisi yang diartikan sebagai ziarah kubur tersebut merupakan kegiatan mengunjungi makam para ulama dan pendiri Kesultanan Palembang Darussalam atau ‘waliyullah’ secara massal. Meski dilaksanakan secara massal, tradisi ini hanya dikhususkan bagi kaum laki-laki.

Kegiatan ziarah ini biasanya diisi dengan para peziarah yang mengenakan pakaian serba putih dan melakukan pawai menuju sejumlah titik ziarah di Palembang.

Tradisi ini pun berlangsung selama 3 hari berturut-turut dan kerap kali diikuti oleh peziarah yang datang dari kota-kota lain, seperti Aceh, Jambi, Jakarta, dan kota-kota Jawa Timur. Momen ini juga digunakan sebagai waktu bagi peziarah untuk melakukan silaturahmi dengan sanak saudara dan sesama umat Muslim.

14. Kirab Dandangan - Kudus

Kirab Dandangan merupakan kirab (festival) yang dilakukan oleh masyarakat Kudus untuk menandai dimulainya ibadah puasa. Istilah dandangan atau dhandhangan diambil dari lantunan suara bedug masjid yang ditabuh ketika memasuki awal bulan Ramadhan.

Awalnya, tradisi ini dilakukan oleh para santri yang menunggu pengumuman puasa oleh Sunan Kudus di Masjid Menara Kudus.

Kesempatan tersebut pun akhirnya dimanfaatkan oleh para pedagang untuk ikut berjualan di sekitar masjid, sehingga kini kirab pun dijadikan momen warga untuk berkumpul sebelum memasuki bulan puasa.

Selama kirab berlangsung, desa-desa yang ada di Kudus akan menampilkan kehebatan desa mereka dengan mengarak kerajinan yang mereka buat dari Jalan Kiai Telingsing menuju Masjid Menara Kudus.

Puncak dari tradisi Kirab Dandangan adalah pementasan teatrikal sejarah perayaan Dandangan yang diisi oleh warga Kudus.

Nah itulah tradisi yang unik dalam menyambut bulan ramadhan di Indonesia. Berkat nilai religi dan keunikannya, tradisi-tradisi tersebut tidak jarang juga menarik wisatawan untuk datang langsung dan menyaksikan perayaan khas tersebut. ***

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah