Apa itu Munggahan? Tradisi Menyambut Ramadan yang Penuh Keberkahan

- 5 Maret 2023, 14:04 WIB
Ilustrasi Ramadhan.
Ilustrasi Ramadhan. /Pexels/Thirdman.


PRFMNEWS - Tak terasa dalam beberapa hari lagi, kita akan memasuki bulan suci Ramadan, momen yang ditunggu-tunggu umat Muslim di seluruh dunia. Selama sebulan penuh, umat Muslim akan berpuasa dan memperbanyak amalan untuk menyempurnakan ibadah.

Selain hal-hal terkait ibadah, suasana bulan Ramadan juga selalu dirindukan. Orang-orang biasa memanfaatkan momen untuk bersilaturahmi dengan berbuka puasa bersama dan tak lupa, kehadiran pasar kaget yang menjual menu-menu untuk berbuka puasa, yang bahkan jarang ditemukan pada hari biasa.

Dalam menyambut Ramadan, beberapa daerah di Indonesia juga punya tradisi khusus yang dilakukan secara turun-temurun. Meski bukan sesuatu yang diajarkan dalam agama, tradisi ini merupakan lambang sukacita, rasa syukur, silaturahmi, sekaligus pengharapan agar ibadah mereka dilancarkan.

Baca Juga: 6 Persiapan Sebelum Ramadhan, Kata Zaidul Akbar Bisa Bikin Badan Sehat, Puasa Lancar dan Tambah Pahala

Setiap daerah umumnya memiliki tradisi yang berbeda-beda. Untuk masyarakat Sunda, Jawa Barat, ada tradisi yang biasa dilakukan dalam menyambut Ramadan, yaitu munggahan.

Apa itu Munggahan?

Munggahan berasal dari bahasa Sunda “unggah” yang berarti naik. Munggahan bisa diterjemahkan sebagai naiknya bulan suci atau naik derajat.

Oleh karena itu, secara filosofis, Tradisi ini dapat diartikan sebagai prosesi menyambut bulan mulia puasa untuk membuat umat Islam merasa bahagia dan terangkat.

Baca Juga: Awal Puasa 1 Ramadhan 2023 Muhammadiyah dan Persis Sama, Lebaran Idul Fitri 1444 H Beda

Tradisi ini sudah ada dan marak di kalangan masyarakat muslim khususnya di tanah sunda, dari dulu hingga sekarang. Namun tidak hanya di Jawa Barat, tradisi ini juga ada di Jawa Tengah dengan sebutan Punggahan.

Beberapa daerah memang memiliki penyebutan yang berbeda, namun sama-sama menyambut bulan Ramadan. Ada berbagai nama untuk munggahan di tempat yang berbeda. Di Bandung, tradisi ini disebut Papajar. Begitu juga di daerah Cianjur, Sukabumi, Purwakarta, dan sekitarnya, sedangkan di Bogor disebut Cucurak.

Halaman:

Editor: Rizky Perdana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x