Peneliti Sebut Jika Warga Patuhi PSBB, Puncak Covid-19 Terjadi pada Mei 2020

- 18 April 2020, 09:26 WIB
Pemeriksaan bagi kendaraan yang masuki wilayah Bodebek, di hari pertama penerapan PSBB, Rabu (15/4/2020).* HUMAS JABAR
Pemeriksaan bagi kendaraan yang masuki wilayah Bodebek, di hari pertama penerapan PSBB, Rabu (15/4/2020).* HUMAS JABAR /

BANDUNG, (PRFM) – Peneliti matematika epidemiologi Institut Teknologi Bandung (ITB), Nuning Nuraini mengatakan, menurut perhitungan yang dilakukan oleh dirinya bersama SimcovID Team, puncak virus corona (Covid-19) akan terjadi pada bulan Mei 2020 mendatang. Dengan syarat, intervensi pemerintah dengan melakukan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dipatuhi oleh semua elemen masyarakat.

Jika hanya sebatas imbauan untuk pembatasan fisik (physical distansinc) tanpa PSBB, puncak pandemi Covid-19 baru akan terjadi pada bulan Juli. Dengan demikian, angka kematian bakal bertambah dan durasi epidemi virus corona lebih lama.

Ia menambahkan, intervensi berupa supresi PSBB tersebut sangat diperlukan untuk mempersingkat durasi epidemi dan menurunkan puncak kasus aktif, menurunkan angka kematian. Terlebih, saat ini belum ada vaksin untuk menangkal virus corona.

Baca Juga: MRI Jawa Barat Akan Bagikan 1.000 Cairan Pembasmi Virus Corona

Diketahui, supresi adalah mobilitas penduduknya hanya sebesar 10% dan 90% lainnya diam di rumah. Sehingga penyebaran virus corona dapat terminimalisir.

“Secara umum, kalau supresi ini berjalan dengan baik itu harapannya puncak itu bisa terjadi di bulan Mei. Hampir sama dengan banyak kajian. Harapannya puncak itu bisa terlewati di Mei puncaknya. Karena kalau physical distancing tanpa PSBB itu baru tercapai di Juli,” ujarnya saat on air di Radio PRFM 107,5 News Channel, Sabtu (18/4/2020).

Miris ketika dirinya mengetahui bahwa Jawa Barat memiliki tingkat perhatian dan kepedulian yang rendah soal virus corona ini dibanding daerah lain.

Baca Juga: Pandemi Covid-19, Kemenag: Tingkatkan Kualitas Ibadah Ramadhan di Rumah

“Kalau hanya imbauan, physical distancing banyak yang acuh, karena kami juga baru lihat informasi itu menunjukan tingkat kepedulian masyarakat Jawa Barat itu di tingkat yang paling rendah. Di antara DKI, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Banten,” ungkapnya.

Halaman:

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x