Corona Perlu Disikapi dengan Bijak: Berdoa, Tawakal dan Ikhtiar

- 21 Maret 2020, 19:29 WIB
JEMAAH salat di Masjid Istiqlal, Jakarta, 2017 lalu.*
JEMAAH salat di Masjid Istiqlal, Jakarta, 2017 lalu.* /REUTERS/

BANDUNG,(PRFM) - Penyebaran pandemi COVID-19 atau virus corona menimbulkan berbagai dampak, terutama bagi kesehatan dan ekonomi.

Sebagai umat muslim yang percaya dengan keagungan Allah SWT, tentunya harus melihat fenomena ini dari perspektif Islam.

Sekretaris Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Kabupaten Bandung, Jam Jam Erawan mengatakan, fenomena corona adalah bukti kebesaran Sang Pencipta.

Dengan adanya fenomena ini, manusia sebagai makhluk hanya bisa bersikap tawakal, berdoa dan berikhtiar. Manusia dengan berbagai rencana yang telah dibuat tidak bisa berbuat banyak.

"Betapa rencana yang telah dibuat manusia ambruk baik global, nasional, maupun lokal. Fenomena ini harus kita sikapi dengan keimanan," kata Jam Jam saat On Air di Radio PRFM 107.5 News Channel, Sabtu (21/3/2020).

Baca Juga: [HOAKS] Informasi Penutupan Ruas Tol Jasa Marga di Jabotabek

Dalam konsep keimanan tidak hanya pengakuan bahwa kita beriman kepada Allah dan rasulnya, melainkan harus diwujudkan dalam bentuk sabar, ikhtiar, dan usaha.

Dalam konteks ikhtiar, mencegah penularan corona kata Jam Jam, pemerintah maupun MUI sudah mengeluarkan imbauan, baik untuk kegiatan masyarakat maupaun peribadatan. Imbauan tersebut perlu kita taati. 

"Fatwa MUI (soal salat Jumat dan salat berjamaah) perlu kita taati, jangan sampai ada yang merasa sombong," katanya.

Baca Juga: Aa Gym Minta Fatwa Salat Jumat MUI Disosialisasikan Sampai Masyarakat Paham

Jam Jam mengatakan dengan adanya fenomena corona, ia merasa begitu pentingnya peran seorang guru. Ia mengatakan, guru harus dihormati dan dihargai. Hal itu ia utarakan, ketika saat ini diberlakukan belajar di rumah. Dibutuhkan kesabaran dan ketelatenan guru dalam hal mengajar secara daring.

"Guru butuh kesabaran dan ketelatenan, orangtua ga bisa seperti itu, dan mereka (orangtua) baru sadar itu (pentingnya peran guru)," katanya.

Satu hal lagi yang membuat dia bersedih dengan adanya fenomena ini adalah rakyat kecil yang tidak mempunyai penghasilan tetap.

Dengan adanya corona, pendapatan mereka menurun. Ia pun meminta negara untuk hadir dan turun langsung memperhatikan nasib mereka.

Baca Juga: Rugi Akibat Corona, PHRI Jabar Minta Keringanan Pajak

"Negara harus hadir dan turun bagaimana mengetuk pintu hati masyarakat lain seperti pengusaha, sudah saatnya hidup sabilulungan (
bergotong royong) dengan membantu masyarakat kecil," katanya.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x