Pandemi Sebabkan Banyak Siswa Putus Sekolah, Beberapa Pilih Menikah, Bekerja, Hingga Kecanduan Game Online

- 8 Maret 2021, 11:52 WIB
KPAI mencatat banyak siswa putus sekolah karena pandemi covid-19. Para siswa yang putus sekolah memilih untuk menikah, bekerja, dan juga yang putus sekolah karena kecanduan game online.
KPAI mencatat banyak siswa putus sekolah karena pandemi covid-19. Para siswa yang putus sekolah memilih untuk menikah, bekerja, dan juga yang putus sekolah karena kecanduan game online. /PRFMNEWS.id

PRFMNEWS - Selain sektor kesehatan dan ekonomi, ternyata sektor pendidikan juga terdampak pandemi covid-19.

Mengejutkannya, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menemukan fakta jika ada beberapa siswa putus sekolah karena berbagai hal mulai dari tidak ada biaya, meninggal, bahkan hingga kecanduan main game.

"Karena ngobrol dengan guru dan kepala sekolah akhirnya terungkap bahwa banyak murid mereka itu ga bisa PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) akhirnya berbulan-bulan ga bisa daring kemudian keluar dari sekolah dan anak yang dilihat itu mereka ga bisa daring awalnya itu, ternyata mereka bekerja, ternyata menikah," ungkap Retno saat on air di Radio PRFM 107,5 News Channel hari ini Senin, 8 Maret 2021.

Baca Juga: Bandung Jadi Tuan Rumah Piala Menpora 2021, Persib Bandung Main di Sleman

Di tahun 2020, kata Retno, jumlah anak yang putus sekolah karena menikah mencapai 119 kasus.

Sementara di tahun 2021, untuk putus sekolah karena menikah sudah ada 33 kasus sejak Januari hingga Februari 2021.

"Yang kedua, anak (putus sekolah) karena bekerja itu ada dua kasus," ujarnya.

Selain itu, pada tahun 2021 ini ditemukan juga anak yang putus sekolah karena kecanduan main game online.

Baca Juga: Dishub Cimahi Ungkap Kabar Terbaru Soal BRT Bandung Raya

"Kemudian anak yang kecanduan game online juga ada dua kasus," terangnya.

Sementara anak yang putus sekolah karena meninggal dunia mencapai dua kasus.

Karena pandemi memberikan dampak pada kondisi ekonomi banyak keluarga, maka ditemukan juga anak yang putus sekolah karena menunggak biaya SPP.

"Anak yang menunggak SPP itu juga jumlahnya cukup tinggi karena ada 34 kasus. Karena dia nunggak SPP akhirnya dia dikeluarkan dari sekolah," jelasnya.

Baca Juga: Disnakertrans Jabar Tidak Mau Kecolongan Varian Baru Covid-19

Karena terlalu lama PJJ, kata Retno, banyak anak merasa tidak sekolah. Akhirnya mereka pun ada yang memilih untuk bekerja ataupun menikah, terlebih banyak yang ekonomi keluarga mereka terdampak pandemi covid-19.

Dengan adanya temuan ini, Retno berharap pihak pemerintah daerah hadir untuk memberikan bantuan kepada siswa-siswa yang terdampak pandemi covid-19.

"Pemerintah harusnya tidak hanya memberikan bantuan kuota karena anak yang miskin ga dapet karena gadget aja ga punya, apalagi kuota," terangnya.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x