PRFMNEWS - Hari ini tepat satu tahun pandemi Covid-19 bertahan di Indonesia, mengakibatkan lebih dari 1,3 juta warga Indonesia terjangkiti virus Corona per 1 Maret 2021 kemarin.
Menanggapi hal ini, Pakar Kesehatan Masyarakat dan Ahli Epidemiologi Universitas Airlangga (Unair), Windhu Purnomo menyayangkan upaya pemerintah yang justru malah mengendur. Padahal inti menghadapi pandemi ini hanya testing, tracing, dan membatasi pergerakan masyarakat agar penularan tidak semakin meluas.
Kendurnya langkah pemerintah terlihat dari merosotnya jumlah pengetesan (testing) dan pelacakan (tracing) dalam satu pekan terakhir. Contohnya pada 1 Maret kemarin jumlah testing Indonesia adalah 18.940, padahal target minimum dari WHO adalah sekitar 39 ribu tes.
Baca Juga: Satu Tahun Covid-19 di Indonesia, WHO Ingatkan Corona Berpotensi Jadi Endemik
Baca Juga: RESMI ! Presiden Jokowi Cabut Perpres Izin Investasi Miras
"Kita separo aja nggak sampai dan itu terjelek dalam empat bulan terakhir. Sehingga kalau muncul temuan kasus positif yang menurun, itu bukan karena penularannya menurun, tapi karena testing yang merosot," ujar Windhu saat on air di Radio 107,5 PRFM News Channel, Selasa 2 Maret 2021.
Windhu juga menyoroti beberapa kebijakan pemerintah yang tidak konsisten dan terkadang kendur, sehingga mengakibatkan perilaku masyarakat pun ikut kendur dalam penerapan protokol kesehatan.
Begitu pula soal leading sector hingga saat ini bukan dari kesehatan, melainkan sektor lain, padahal pandemi Covid-19 murni adalah masalah kesehatan masyarakat. Maka menutunya, pemerintah harus berani merestrukturisasi organisasi penanganan pandemi dan menjadikan Kementerian Kesehatan sebagai sektor paling depan, bukan sebagai pendamping seperti sekarang.
Baca Juga: Satu Tahun Corona Menyebar di Indonesia, Presiden Jokowi: Pemerintah Terus Berupaya