Network
PRFMNEWS - Wali Kota Cimahi Ajay Muhammad Priatna angkat bicara mengenai kasus korupsi yang menjeratnya.
Ajay mengaku operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kepada dirinya adalah bentuk ketidaktahuannya.
Ia mengira, tindakannya tak disangkakan pada sejumlah pasal yang ada, khususnya tentang dugaan tindak pidana korupsi.
"Jadi ini semata-mata ketidaktahuan saya, saya pikir tidak masuk pasal apa-apa karena ini proyek swasta, karena dulunya saya di swasta, wiraswasta," ucap Ajay saat menjawab pertanyaan wartawan di Gedung Merah Putih KPK, Sabtu 28 November 2020.
Baca Juga: DPRD Kota Bandung Minta Sanksi Tegas Diterapkan Agar Masyarakat Sadar Pentingnya Protokol Kesehatan
Baca Juga: MotoGP 2020 Usai, Kapan Balapan Mulai Lagi? Berikut Jadwal Sementara MotoGP 2021
Baca Juga: Peta Sebaran Corona di Kabupaten Bandung 29 November, Cileunyi Sumbang Kasus Positif Aktif Terbanyak
Ia pun menegaskan bahwa kasusnya bukan terkait perizinan. Ajay juga menampik, bahwa dirinya telah disuap untuk mempermulus proses perizinan pembangunan gedung baru Rumah Sakit Umum (RSU) Kasih Bunda Cimahi.
"Ini bukan masalah perizinan, saya tidak disuap perizinan, perizinan sudah selesai, tapi yang pasti kejadiannya bahwa teman-teman itu membangun, jadi memenangkan tender pembangunan RS swasta. Jadi tidak mungkin di Cimahi ada suap perizinan sampai Rp 3,2 M, itu adalah sisa tagihan, tagihan pembangunan RS tersebut Rp42 M," kata Ajay.
Sebelumnya Wali Kota Cimahi ketiga itu ditangkap KPK atas dugaan korupsi pembangunan gedung baru RSU Kasih Bunda Cimahi.
Baca Juga: Ridwan Kamil Sebut Pandemi Covid-19 Punya Dampak Baik Terhadap Sungai Citarum
Baca Juga: CEK FAKTA: Mobil Lindas Seorang Bocah di Pom Bensin Sumedang?
Baca Juga: Cerita Lain Penangkapan Wali Kota Cimahi, Rapat Paripurna APBD Berhenti dan Langsung Diundur
Baca Juga: Doni Monardo Minta Habib Rizieq Jadi Teladan Penanganan Covid-19
