Curhat Penggali Kubur Saat Makamkan Jenazah COVID-19 di TPU Cikadut

- 12 April 2020, 17:38 WIB
ILUSTRASI mengurus jenazah pasien Covid-19.*
ILUSTRASI mengurus jenazah pasien Covid-19.* /ANTARA/ANTARA FOTO

BANDUNG, (PRFM) – Seperti ramai diberitakan, marak terjadi penolakan pemakaman jenazah terinfeksi virus corona (COVID-19). Di Kota Bandung sendiri, meski sempat terjadi, tetapi kini sudah tak lagi terdengar penolakan pemakaman jenazah COVID-19.

Pasalnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung memastikan seluruh proses pemakaman jenazah COVID-19 telah melalui protokol pemerintah pusat. Tak hanya tenaga medis, petugas penggali kubur juga memastikan keamanan hingga tuntas proses pemakaman.

Salah seorang petugas penggali dari UPT3 TPU Cikadut, Beni Subakti menyayangkan di beberapa daerah di Indonesia terjadi penolakan terhadap jenazah COVID-19. Menurutnya pandemi ini justru harus disikapi dengan sisi kemanusiaan yang tinggi sebagai salah satu musibah.

Baca Juga: Liga 1 Dihentikan Sementara, Wildansyah Belajar Panahan

“Jangan ditolak, yang sudah meninggal tidak tahu apa-apa. Ya pasrah sama Allah aja tidak usah ditolak, kasihan. Kalau misalkan menimpa pada kelurga yang menolak itu bagaimana? Apakah bisa terima atau tidak,” ucap Beni seperti dikutip keterangan resmi Pemkot Bandung, Minggu (12/4/2020).

Beni menuturkan pemilihan lokasi pemakamaan untuk jenazah terjangkit COVID-19 ini sudah melalui perhitungan yang matang. Sehingga ketimbang menolak pemakaman jenazah, masyarakat justru harus saling membantu memutus mata rantai penyebaran COVID-19. Di antaranya dengan disiplin mengikuti anjuran dari pemerintah.

“Insyaallah aman di Cikadut mah. Masyarakat bantu kita dengan diam di rumah saja. Kalau tidak penting jangan dulu memaksakan keluar, karena virus ini tidak memandang umur. Kemarin ada (jenazah) yang 18 tahun, yang 24 tahun,” imbaunya.

Beni tidak memungkiri kerap dihantui rasa takut saat pertama kali memakamkan jenazah yang terjangkit COVID-19. Namun berbekal pengetahuan dan persiapan yang cukup hal itu perlahan bisa ditepis.

“Memang lebih ke melawan diri sendiri itu yang memberatkan. Pertama pemakaman itu takut, jarak dua hari kepikiran terus mau pulang ke rumah juga takut, masih kaget kalau mau nyamperin orang juga takut. Tapi setelah beberapa hari kemudian baru tenang dan dipikir-pikir kita juga sebagai muslim masih ada Allah dan dijaga imun kita tetap kuat. Sudah dites, alhamdulillah negatif,” bebernya.

Halaman:

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x