Ustadz Adi Hidayat Ungkap Rahasia dan Kisah di Balik Bulan Syaban

6 Maret 2023, 06:45 WIB
Ilustrasi keistimewaan bulan Syaban. /Ibrahim Mucahit Yildis/Pixabay

PRFMNEWS - Bulan Syaban merupakan bulan kedelapan dalam kalender Hijriah yang memiliki keistimewaan tersendiri.

Bulan Syaban merupakan bulan setelah bulan rajab dan sebelum bulan Ramadhan yang ternyata memiliki rahasia tersendiri dengan segundang keistimewaan.

Ustadz Adi Hidayat atau biasa disapa dengan UAH menyebutkan bahwa pada zaman dahulu, ada beberapa kelompok kecil yang bertugas dalam mencari sumber air di padang pasir dan menyediakan tempat penampungan air.

Baca Juga: Keutamaan dan Tata Cara sholat Nisfu Syaban Sendiri, Beserta Niat dan Doanya

Hal tersebut dilakukan dalam menyambut bulan kesembilan atau bulan Ramadhan karena bulan tersebut merupakan bulan yang sangat terik dan panas.

Akibat hal tersebut menjadikan sumber air menjadi kering dan aktivitas masyarakat menjadi terbatas.

"Masyarakat menyebut dari bulan Ramadhan yang berarti panas, terik, membakar. Karena itulah sebulan sebelum datangnya bulan Ramadhan masyarakat membagi pengelompokan-pengelompokan tersebut," kata UAH.

Baca Juga: Ini Doa dan Amalan Malam Nisfu Syaban untuk Memohon Ampun kepada Allah SWT

Masyarakat yang mempersiapkan diri tersebut untuk menghadapi bulan kesembilan yaitu disebut sebagai Syaban.

"Namun kini pada bulan Syaban sampai bulan Ramadhan ada pelebaran makna. Dahulu memiliki makna yakni suasana, iklim, cuaca, panas membakar, terik luar biasa," tambahnya.

Maka dari itu, UAH menjelaskan bahwa terdapat nilai-nilai syariat yang terdapat di bulan Ramadhan yang membuat masyarakat untuk meningkatkan amalnya, membangun ketaatan, meninggalkan maksiat dan bertobat kepada Allah SWT.

"Maka, Ramadhan akan memberikan panas, terik, membakar dosa-dosanya. menggugurkan kesalahan-kesalahannya dan mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan Tawqarrub yang sangat indah," katanya.

"Sehingga memberikan peluang diterima amal, diberikan kemuliaan dan mungkin juga bisa berpotensi wafat dalam keadaan Khusnul Khatimah dan kembali menjadi hamba yang sholeh," sambungnya.

Baca Juga: Berikut Dua Orang yang Tidak Diampuni Pada Malam Nisfu Syaban

Lalu saat di bulan Syaban, banyak dari masyarakat berusaha dalam mengumpulkan air untuk menghadapi bulan Ramadhan.

Air yang dikumpulkan tersebut bukan hanya untuk diminum saja, tapi bisa menumbuhkan nilai-nilai ketaatan kepada Allah.

"Air spiritual ini bukan hanya untuk melapangkan dahaga kita, menghilangkan haus, tapi air juga bisa menumbuhkan nilai nilai ketaatan yang bisa menyuburkan kembali hati-hati yang kering," ujar UAH.

Baca Juga: Hukum Tradisi Ruwahan di Bulan Syaban, Ini Kata Buya Yahya

Maka dari itu, UAH menyebutkan bahwa terdapat banyak ayat Al quran yang menyebutkan tentang air.

UAH menceritakan bahwa Rasulullah diberikan risalahnya kepada umat Islam untuk menyuburkan kembali hati masyarakat yang kering.

"Sehingga muncul kemudian bunga-bunga amal sholeh, buah buah kebaikan yang menggerakan pohon-pohon ranting di tubuh kita," kata UAH

"Dari tangan berbuat baik, lisan yang digunakan untuk berkata yang baik, hingga kaki. Semua persiapan itu harusnya di perbaiki, dicari sebelum Ramadhan yakni sejak Bulan Sya'ban," sambungnya.

Baca Juga: Usai Diresmikan Jokowi, Pemkot Bandung akan Terapkan Rekayasa Lalin di 2 Kaki Simpang Flyover Kopo

UAH mengatakan bahwa saat ini banyak dari masyarakat yang mencari air-air spiritual agar saat di bulan Ramadhan dapat membakar semua dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan.

"Kalau tidak dimulai dari Sya'ban maka tidak akan mudah menjalani bulan Ramadhan," katanya.

"Sehingga nanti terbiasa dan sudah siap dalam memasuki bulan Ramadhan," tutupnya.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi

Tags

Terkini

Terpopuler