Kenali Penyebab Mata Juling Pada Anak Serta Cara Mengobatinya, Dijelaskan Kemenkes

23 November 2022, 19:00 WIB
Ilustrasi mata juling dan cara mengobatinya. /Pixabay/tembel_tasarimci/

PRFMNEWS – Orang Tua perlu mengetahui penyebab mata juling yang bisa terjadi pada anak.

Strabismus atau yang dikenal dengan mata juling merupakan keadaan posisi kedua mata tidak sejajar dan bergerak ke arah yang berbeda.

Disampaikan American Optometric Association, yang dilansir prfmnews.id dari laman Ditjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes, mata juling disebabkan karena 6 otot ekstraokular yang mengatur pergerakan bola mata tidak mampu bekerja bersamaan dan sinergis.

Baca Juga: Ridwan Kamil Kunjungi Warga yang Melahirkan di Posko Pengungsian Sekaligus Berikan Nama

Oleh karenanya satu mata akan melihat ke arah yang berbeda. Kemudian retina mengirimkan dua sinyal berbeda ke otak yang membuat proses sinyal menjadi gambar terganggu.

Namun, ada pula yang disebut dengan juling palsu atau pseudostrabismus, yaitu bola mata yang seolah-olah juling, tapi sebenarnya normal.

Juling palsu bisa disebabkan sejumlah faktor diantaranya bentuk tulang hidung yang kecil, adanya lipatan kulit di ujung dalam mata didekat hidung dan perbedaan kelopak mata atas dan bawah pada kedua mata.

Apabila terjadi juling atau strabismus, dijelaskan Kemenkes dibedakan menjadi 3 jenis diantaranya:

Baca Juga: Dinsos Jabar Salurkan Logistik untuk Korban Gempa Cianjur

1. Esotropia akomodatif

Salah satu mata akan melihat ke depan, tapi mata yang lain bergerak ke arah dalam.

Akibatnya mata membutuhkan usaha lebih untuk bisa fokus melihat benda di sekitar. Banyak terjadi pada anak lebih dari 2 tahun dan pada pasien dengan hipermetropi (rabun dekat).

2. Eksotropia intermiten

Kedua mata tidak dapat bergerak secara bersamaan, salah satu mata akan fokus pada objek atau bergerak ke arah tertentu, sedangkan mata lainnya bergerak ke arah berbeda. Eksotropia intermiten dapat terjadi pada berbagai usia.

3. Esotropia infantil

Kondisi yang banyak ditemukan pada bayi berusia kurang dari 6 bulan.

Kondisi ini ditandai dengan mata yang bergerak ke arah dalam. Pergerakan mata ke arah dalam awalnya terjadi sesekali saja, tapi lama-lama akan berlangsung permanen.

Itulah 3 jenis juling atau strabismus yang harus ditangani secepat mungkin agar hasil pengobatan lebih efektif. Pengobatan ditujukan untuk mengurangi risiko terjadinya komplikasi seperti ambliopia atau kebutaan permanen.

Pengobatan akan disesuaikan dengan kondisi anak, beberapa pengobatan yang biasanya dilakukan diantaranya:

Baca Juga: Tiket KA Tambahan untuk Nataru 2023 Sudah Mulai Bisa Dipesan

- Menggunakan kacamata atau lensa kontak, terutama jika terdapat gangguan penglihatan seperti myopia.

- Menggunakan lensa prima (lensa yang lebih tebal) untuk mengurangi pergerakan mata yang sulit untuk fokus melihat kesatu arah.

- Menggunakan penutup mata untuk meningkatkan kemampuan penglihatan mata yang lebih lemah.

- Injeksi botulinum toxin atau botox yang disuntikkan pada salah satu otot permukaan mata.

Baca Juga: Diawasi 155 CCTV, Pengendara Tak Tertib Aturan Lalu Lintas di Kota Bandung Siap-siap Ditegur Petugas ATCS

- Terapi otot mata untuk melatih fokus penglihatan dan meningkatkan koordinasi pergerakan otot mata.

- Operasi untuk memperbaiki kerusakan otot mata dengan mengubah bentuk atau posisi otot mata yang disertai terapi.***

Editor: Indra Kurniawan

Sumber: Kemenkes

Tags

Terkini

Terpopuler