PRFMNEWS – Ketua DPD Perkumpulan Pengusaha Gedung tempat Resepsi dan Pertemuan Indonesia (Asgeprindo) Jawa Barat, Mohamad Arief Wibowo menyebut pasca ditetapkannya Kota Bandung masuk dalam zona merah risiko penyebaran Covid-19 di Jawa Barat, sejumlah gedung yang biasa menampung pertunjukan, resepsi, dan sebagainya kian terpuruk.
Padahal, ia menilai bahwa resepsi pernikahan merupakan salah satu pemasukan terbesar dalam pertumbuhan ekonomi. Sebab menurut Arief, saat digelarnya resepsi pernikahan di sebuah gedung, maka pasti melibatkan sumber daya manusia yang cukup banyak.
Menurutnya, dalam 10 bulan terakhir pihaknya mulai merasa resah dalam setiap perubahan tingkatan status yang diberikan oleh pemerintah.
Baca Juga: BMKG Beberkan Prakiraan Cuaca Hari Ini di Bandung Raya dan Jawa Barat
Baca Juga: Selama PJJ Tahura Djuanda Kerap Didatangi Sekelompok Siswa SD yang Cari Wifi
“Tiga bulan pertama pandemic tidak buka sama sekali. Bukan hanya pihak gedung yang mencerita, tapi juga turunannya,” kata dia dalam siarn pers yang diterima PRFM, Minggu 20 Desember 2020.
Angin segar baru terasa setelah pemerintah mulai mengizinkan kegiatan hiburan kembali menggeliat meski dengan sejumlah pembatasan.
Baca Juga: Besaran Harga Tarif Mobil Listrik di Tahura Djuanda, Bayar Tiket Dapat Voucher Makan
Baca Juga: Bandung Zona Merah, Dua Minggu Ini Pengunjung di Tahura Djuanda Anjlok Hingga 40 Persen
Saat ini, kata Arief, sebagian pemilik usaha gedung pertemuan dan resepsi telah kembali beroperasi dengan penerapan protokol Covid-19.
"Meski hanya diberi 30 persen kapasitas tamu pada Agustus-September dan akhirnya mendapatkan relaksasi 50 persen, lalu beberapa gedung lainnya mulai berani menghidupkan event-event lagi," ucapnya.***