PRFMNEWS – Kepala Tahura Djuanda, Lianda Lubis menyampaikan pihaknya mencatat adanya penurunan pengunjung yang cukup signifikan pada akhir pekan ini.
Menurutnya, pada dua minggu terakhir sedikitnya pengunjung Tahura Djuanda turun hingga 40 persen. Ia mengira, turunnya pengunjung ini dikarenakan adanya kecemasan soal Kota Bandung yang dalam dua minggu terakhir berada dalam zona merah risiko penyebaran Covid-19.
“Kalau dibandingkan weekend per weekend itu sekitar 30-40 persen, lumayan juga. Kayanya sudah mulai cemas,” ungkapnya saat on air di Radio PRFM 107,5 News Channel, Minggu 20 Desember 2020.
Baca Juga: Persija Gagal Ikut, Bali United Akan Ditemani Persipura Jayapura di AFC Cup 2021
Ia menambahkan, dilihat dari asal daerah pengunjung, di Tahura Djuanda sendiri paling banyak masih berasal dari Kota Bandung dan sekitarnya.
“Masih sama dari Jawa Barat, beberapa dari Jakarta, jadi komposisinya masih sama sekitar Bandung Raya dan Jawa Barat. Tidak jauh beda, malah lebih banyak Bandung dan sekitarnya,” jelasnya.
Ketika disinggung soal penerapan rapid test antigen pada tempat wisata, ia menyebut pada Agustus lalu pihaknya sempat mengadakan posko rapid test. Namun, adanya posko itu dinilai tidak efektif karena para wisatawan cenderung menghindari pengecekan tersebut.
Baca Juga: Sektor Pertanian di Jawa Barat Menjanjikan Jadi Alasan Pemprov Gagas Program 1.000 Petani Milenial
“Belum ada posko (rapid test), kita sudah minta beberapa kali, tapi sudah kita siapkan poskonya, pengunjung tidak ada yang mau. Jadi teman-teman dari Dinas Kesehatan hanya nunggu saja. Jadi akhirnya kita stop dulu,” jelasnya.