PRFMNEWS - Aksi asusila dua sejoli di bawah umur di Kabupaten Tasimalaya terekam video dan viral di grup Whatsapp. Pemerannya adalah seorang siswa SD dan SMP, lokasi perbuatan mesum itu diketahui berada di Kompleks Kantor Desa yang masih berada satu area dengan gedung sekolah.
Merespons hal ini, Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum merasa prihatin karena aksi mesum itu terjadi di Tasikmalaya yang notabene terkenal dengan kota santri dan kota pesantren. Namun ia meminta masyarakat tidak saling menyalahkan, justru yang diperlukan adalah instropeksi diri.
"Saya merasa prihatin ada kejadian seperti ini apalagi betul disampaikan lokasinya di Tasikmalaya yang dimana identik dengan kota santri dan pesantren," ujar Uu saat on air di Radio 107,5 PRFM News Channel, Jumat 5 Maret 2021.
Baca Juga: Mega Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi di Gunung Patuha Dukung Keandalan Listrik Jawa-Bali
Uu memaklumi dengan pesatnya perkembangan teknologi, anak-anak akan semakin mudah mendapat informasi dari internet bahkan konten-konten negatif sekalipun. Hal ini tidak bisa dibendung, sehingga pengawasan orang tua perlu ditingkatkan.
Ia cukup prihatin melihat perilaku anak-anak sekarang yang berbeda dengan zaman dahulu saat mereka masih rajin ke masjid, ikut mengaji setelah Magrib hingga Isya dan bahkan menginap di masjid dengan diperkuat sekolah agama.
"Hari ini bisa kita lihat anak-anak seperti itu adanya, maka saya harap mudah-mudahan tidak berulang lagi dan memberikan pendidikan tekstual dan kontesktual untuk anak supaya di kemudian hari anak sesuai dengan yang kita harapkan," paparnya.
Baca Juga: Izin Operasional Dua Tempat Usaha di Wilayah Bandung Wetan Terancam Dicabut
Baca Juga: Pemerintah Tetapkan Seleksi ASN 2021 Sebanyak 1,3 Juta Formasi 2021 Ini, PPPK Paling Banyak
Kendati demikian Uu tidak menyalahkan situasi dan kondisi saat ini, tapi pada intinya ia mengajak semua pihak semakin peduli terhadap anak-anak kita dan juga keluarga. Pemprov Jabar pun dipastikan akan mengupayakan langkah-langkah agar tindakan asusila terhadap anak di bawah umur tidak terjadi kembali.
"Jangan menyalahkan situasi dan kondisi mengapa anak bisa seperti itu, tetapi intinya mari kita peduli lagi terhadap keluarga anak dan lain-lain, tidak perlu saling menyalahkan tapi mengambil solusinya," pungkasnya.***