Satgas Covid-19 Jabar Paparkan Faktor yang Hambat Pelaporan Kasus Corona

19 Januari 2021, 20:28 WIB
Grafik kasus konfirmasi positif virus corona di Indonesia. Dalam update data hari ini Selasa 12 Januari 2021, konfirmasi positif Covid-19 di Indonesia melesat dengan tambahan 10 ribu kasus /Dok BNPB.

PRFMNEWS - Pelaporan data kasus baru positif Covid-19 yang terintegrasi antar sistem, mulai dari fasyankes, Dinkes Kabupaten/Kota, Dinkes Provinsi sampai ke pusat, harus dilakukan agar data yang didapatkan adalah data yang sesungguhnya atau real time.

Ketua Divisi Penanganan Kesehatan Satgas Penanganan Covid-9 Jabar, Marion Siagian mengatakan, ada sejumlah faktor yang membuat pelaporan kasus baru positif virus corona terhambat.

Pertama adalah waktu pelaporan data ke pemerintah pusat dibatasi yakni sampai pukul 14:00 WIB, sementara ada 49 variabel untuk setiap pasien yang mesti diinput. Situasi tersebut menjadi salah satu kendala bagi Sumber Daya Manusia (SDM) di daerah dalam melakukan pelaporan.

Baca Juga: Jabar Garap Film Untuk Sosialisasi Protokol Kesehatan di Tempat Wisata

Baca Juga: Update Corona Indonesia: Lagi-lagi Bertambah 10 Ribu Kasus Positif

"Terbatasnya SDM dengan variabel yang harus diinput relatif banyak, maka seringkali tidak seluruh data dapat terlaporkan pada waktu yang ditentukan," kata Marion, Selasa 19 Januari 2021.

"Hal lain yang juga menjadi kendala dalam pelaporan adalah data spesimen telah diinput, tapi data hasil pemeriksaan belum diinput oleh laboratorium jejaring pengetesan," imbuhnya.

Selain itu kata Marion, pihak-pihak yang melaporkan data Covid-19 ke pemerintah pusat yakni Puskesmas, rumah sakit, Dinas Kesehatan, dan laboratorium, harus menginput data ke dalam berbagai aplikasi.

Baca Juga: Duh, 44 Nakes di Kota Bandung Mangkir Vaksinasi Covid-19

"Kemudian masih ada laboratorium jejaring yang tidak melaporkan hasil pemeriksaan ke dalam aplikasi New All Record," ucapnya.

Marion menyatakan, guna mengatasi masalah pelaporan Covid-19, kesepahaman dan komitmen berbagai pihak harus diperkuat. Tujuannya agar semua pihak memiliki semangat yang sama untuk mewujudkan satu data Covid-19.

"Untuk mencapai ini perlu memperkuat metadata yang ada, menentukan variabel pelaporan yang prioritas untuk menjadi bahan rilis pemerintah pusat, serta memperkuat verifikasi dan validasi data pelaporan," katanya.

Integrasi data pun amat penting supaya semua pihak yang melaporkan data COVID-19 tidak harus menginput data dalam banyak aplikasi.***

Editor: Rizky Perdana

Sumber: Humas Jabar

Tags

Terkini

Terpopuler