Ia mengajak masyarakat untuk sama-sama menerapkan beberapa program serta upaya Pemkot Bandung yang telah bergulir mulai dari Kang Pisman hingga Loseda.
Menurut Yana, hal ini tetap perlu dilakukan untuk memaksimalkan upaya penanganan sampah dan sejalan dengan teknologi yang sudah ada.
“Kapasitas sebesar apapun (teknologi TPST), tetap perlu dibantu kebiasaan warga,” terangnya.
Baca Juga: Pengola Ungkap 2 Hal yang Diduga Bikin Terminal Leuwipanjang Sepi Penumpang
Ia juga mencontohkan, secara teknis, cara membiasakan masyarakat untuk memilah sampah sejak di rumah. Antara lain dengan menerapkan pengangkutan sampah yang lebih tematik.
“Misalnya hari Senin, Selasa, petugas sampah hanya mengangkut sampah jenis A, organik, misalnya. Lalu hari lainnya mengangkut sampah jenis lainnya. Nanti masyarakat akan terbiasa. Sehingga kalaupun nanti bercampur lagi di TPS, setidaknya jenis sampahnya sama,” pesan Yana.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung, Dudi Prayudi menyebut, berbagai upaya telah dilakukan DLH Kota Bandung untuk menekan angka sampah.
Baca Juga: Lengkong Jadi Pusat Kuliner di Kota Bandung, UMKM Didorong Terus Bersaing dan Hadirkan Ragam Pilihan
Beberapa di antaranya selain Kang Pisman antara lain: Kawasan Bebas Sampah (KBS), Waste to Food, membangun Pusat Olah Organik, Sekolah Kang Pisman, hingga berkolaborasi dengan Bandung Great Sale pada HJKB ke-212, 2022 silam.
“Dampak luar biasa dari peristiwa Bandung Lautan Sampah di 2005 memberi kita banyak pelajaran,” ujar Dudi.