Kemudian airnya ditampung di bak pengumpul lalu masuk ke bak aerasi. Di dalam bak tersebut, air akan disemburkan udara, hingga tumbuh mikroorganisme yang berfungsi untuk memilah air.
Setelah itu, air akan ditampung di bak, selanjutnya seperti bak pengendapan hingga bak yang diisi dengan berbagai bahan kimiawi seperti pasir aktif dan sebagainya.
Sebelum air masuk bak terakhir, maka dicampuri dengan kaporit yang berfungsi untuk membunuh bakteri dan kuman.
Setelah melalui berbagai proses tersebut, air limbah domestik yang semula berwarna hitam pekat dan kerap menggenang di lingkungan Rusunawa Leuwigajah kini berubah jadi jernih dan tidak berbau.
Diungkapkan Firmansyah, konsep Rusun Ecogreen memang harus diterapkan karena sejak awal Rusunawa Leuwigajah tidak memiliki saluran pembuangan keluar.
Pada saat proses pembangunan Rusunawa Leuwigajah, pengerjaan tempat pengolahan limbah cair tidak diselesaikan oleh pihak kontraktor.
Baca Juga: Umuh Muchtar Sempat Tak Ada Kabar 2 Minggu Terakhir, Bukan Covid tapi...
Akibatnya Instalasi Pengeolahan Air Limbag (IPAL) yang sudah ada di Rusunawa Leuwigajah jadi terbengkalai.
"Jadinya kerap muncul genangan, bau dan menimbulkan jentik nyamuk," pungkas Firmansyah.***