Skenario Pembelajaran Tatap Muka di Kabupaten Bandung: Ada Opsi Satu Kelas Hanya Diisi 15 Orang

- 1 April 2021, 16:47 WIB
Agar pembelajaran tatap muka mendatang berlangsung dengan baik, maka pemerintah memastikan bahwa para tenaga pendidik pun akan mendapatkan vaksin Covid-19.
Agar pembelajaran tatap muka mendatang berlangsung dengan baik, maka pemerintah memastikan bahwa para tenaga pendidik pun akan mendapatkan vaksin Covid-19. /ANTARA FOTO/Teguh Prihatna

PRFMNEWS - Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bandung, Juhana menyampaikan pihaknya telah menyiapkan sejumlah skenario dalam rangka menyambut tahun ajaran baru 2021/2022 Juli mendatang.

Sebagaimana diketahui, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah mengizinkan sekolah tatap muka digelar mulai Juli 2021. Sehingga Disdik Kabupaten Bandung mengaku telah siap menggelar kegiatan tersebut.

Menurut Juhana, pertama yang disiapkan adalah aspek sarana prasarana penunjang pembelajaran tatap muka. Mulai dari tempat cuci tangan, lanjut Juhana, hingga pembersihan ruang belajar dengan disinfektan bakal dilakukan mendekati pembelajaran tatap muka.

Baca Juga: Tangani Konflik Sosial, Keterlibatan Pemerintah Pusat dan Daerah, serta Masyarakat Dibutuhkan

Baca Juga: Pemkot Cimahi Larang Warganya Datang ke Cimahi untuk Mudik

“Ada skenario jaga jarak saat tatap muka. Karena tatap muka ini tidak serempak 100 persen tatap muka,” ucapnya saat on air di Radio PRFM 107,5 News Channel, Kamis 1 April 2021.

Selain itu, jumlah siswa di setiap kelasnya pun bakal dibatasi. Kalau biasanya satu kelas diisi oleh 30-40 siswa, maka mulai Juli 2021 mendatang satu kelas hanya bisa diisi 15 orang siswa.

Ditambah lagi pembatasan terkait kedatangan siswa ke sekolah pun bakal diberlakukan. Sebagai contoh, Juhana melanjutkan, setiap anak dimungkinkan datang ke sekolah setiap dua hari seminggu.

Baca Juga: Jelang Laga Penentu Grup D Piala Menpora 2021, Gelandang Persib: Kami Tetap Nikmati Pertandingan

Baca Juga: Sumedang Berlakukan Parkir Berlangganan Mulai 1 April, Cek Besaran Biayanya di Sini

“Pembatasan jumlah jam pun dimungkinkan, mungkin satu jam 40 menit dalam keadaan normal, mungkin tahap satu ini 20 menit saja. Nanti ketika aman, baru bergerak ke persentase yang lebih tinggi ke 50 persen, 75 persen,dan seterusnya,” jelasnya.

Juhana melanjutkan dengan dibukanya sekolah untuk KBM, pihaknya pun tak akan menghilangkan pembelajaran daring. Pembelajaran tatap muka bakal diprioritaskan bagi siswa yang tak miliki akses internet.

“Ini menganut tatap muka di sekolah dengan pembelajaran daring. Kita masih pertahankan pembelajaran daring. Tatap muka ini diperuntukan bagi siswa yang ada kendala atau kesulitan daring. Karena tidak punya fasilitas daring atau memang di rumahnya tidak menangkap sinyal, ini prioritas,” tutupnya.***

Editor: Haidar Rais


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x