Melihat Lebih Dekat Kebun Kurma Ajwa di Madinah, Makanan Kesukaan Nabi Muhammad SAW

- 25 Juli 2022, 15:15 WIB
Salah satu perkebunan kurma terbesar di Madihah yaitu Castle Farm
Salah satu perkebunan kurma terbesar di Madihah yaitu Castle Farm /Moh Arief Gunawan/PR

“Kami tidak ingin ada anggapan bahwa Arab Saudi menghasilkan kurma dengan kualitas rendah. Untuk itulah kami menjaga kualitas dengan menyajikan kurma terbaik dengan pengontrolan kualitas dari mulai di perkebunan sampai dengan pemasaran agar semuanya terjaga. Selain itu karena Ajwa adalah kurma Madinah, seluruh pohon yang ditanam berada di Madinah. Kurma yang kami hasilkan asli Madinah. Kami menjamin itu,” tuturnya.

Terkait omzet pertahun, dia enggan menuturkannya. Namun, untuk pemasarannya selain ekspor dan lokal, pihaknya juga menjual secara online di pasar digital. Sebagai gambaran untuk satu kotak Kurma Ajwa dengan berat 5 kilogram di pasar digital dijual seharga Rp1,5 juta.

Waktu panen terbaik

AlRehili menjelaskan bahwa pohon Kuma Ajwa baru bisa berbuah setelah lima tahun ditanam. Untuk panennya hanya setahun sekali. Waktu terbaik untuk panen adalah sekitar bulan Juli sampai dengan September, saat puncak musim panas. Untuk setiap pohon kurma bisa menghasilkan 60 kg-100 kg.

Untuk prosesnya sendiri sudah dimulai sejak bulan Oktober. Dia menjelaskan, dalam tahap awal setiap pohon harus dibedakan antara pohon jantan dan betina. Hanya pohon betina yang menghasilkan buah. Proses penyerbukannya juga dilakukan secara manual oleh para pekerja dengan mengambil serbuk sari dari pohon jantan kemudian disentuhkan ke putik bunga pohon betina.

Selama proses itu, pohon harus mendapatkan asupan air dan nutrisi yang cukup. Untuk satu pohon, pihaknya menyiapkan 200 liter air per minggu. Untuk suplai air, perusahaan memiliki sumber air sendiri yang disalurkan lewat pipa pipa ke setiap pohon.

“Hal itu mengapa Ajwa harganya mahal. Selain karena Kurma Nabi dan hanya tumbuh di Madinah, biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan juga cukup besar. Kami harus menjaga itu untuk bisa menghasilkan buah kurma terbaik dari segi ukuran, warna, dan teksturnya,” ujarnya.

Saat buah sudah mulai matang, pihaknya kemudian membungkus kurma-kurma tersebut dengan karung agar terhindar dari sengatan matahari langsung dan hama. Menurut AlRehili, hal itu dilakukan untuk menjaga kualitas warna hitam kurma. Jika tidak dibungkus, maka warna buah akan menjadi merah.

“Saat pandemi perkebunan kami terkena imbasnya. Hal itu karena sulitnya mendapatkan tenaga kerja untuk mengurus perkebunan. Saat itu 50 persen produk kami rusak terimbas pandemi,” ujarnya.

Setelah kurma dipanen, buah langsung dibawa ke tempat pengemasan yang berlokasi dekat dengan perkebunan. Untuk masuk ke tempat itu, setiap pengunjung harus higienis dengan memakai tutup kepala, masker, dan sarung tangan.

Halaman:

Editor: Rizky Perdana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x