Teknologi Secanggih Apapun Dinilai Tak Berguna, Jika Warga Tidak Siap Hadapi Tsunami

- 13 November 2020, 14:46 WIB
Ilustrasi tsunami.
Ilustrasi tsunami. /Foto: /Pixabay/Elias Sch

PRFMNEWS - Teknologi secanggih apapun tidak akan berguna jika masyarakat tidak siap dalam mengantisipasi dan menghadapi bencana tsunami yang kemungkinan akan terjadi.

Demikian disampaikan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati saat membuka webinar dalam rangka peringatan Hari Kesadaran Tsunami Dunia yang dipantau di Jakarta, Jumat 13 November 2020.

"Semua teknologi, super komputer yang mendukung sistem peringatan dini akan lumpuh, akan sia-sia dan tidak ada gunanya kalau aspek kultur tidak siap. Aspek kultur ini adalah masyarakat dan pemda," kata Dwikorita.

Baca Juga: Pria Diduga ODGJ 'Ngamuk' di Perempatan Buahbatu Bikin Pengendara Takut

Baca Juga: Bantuan Kuota Belum Diterima Semua Siswa, Mendikbud Nadiem Mengaku Kecewa

Dikutip dari ANTARA, dalam webinar itu, Dwikorita mengatakan aspek kultur, yaitu pemerintah daerah dan masyarakat sebagai ujung tombak menjadi tantangan dalam kesiapsiagaan bencana.

Menurut dia, apabila masyarakat dan pemda di daerah rawan bencana tsunami tidak memiliki kapasitas untuk mengoperasikan dan memelihara sirine peringatan dini tsunami, teknologi yang sudah disiapkan tidak akan berguna.

BMKG telah membangun sistem peringatan dini tsunami, yaitu Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS) yang telah beroperasi sejak 2008.

Hal senada disampaikan narasumber webinar dari Unesco Indonesia Ardito M Kodijat.

Baca Juga: Ragu Dokumen CPNS Belum Lengkap? Tenang, BKN Akan Kirim Notifikasi Otomatis via Whatsapp

Baca Juga: CEK FAKTA: Ridwan Kamil Buat Surat Utang Total Rp2,3 M ke Bank Dunia dan Distributor Motor

Ardito mengatakan banyak pembelajaran dari kejadian tsunami yang lalu bahwa sistem peringatan dini tsunami yang canggih tidak akan menyelamatkan nyawa jika masyarakat berisiko tidak memiliki pengetahuan dan kapasitas untuk merespons peringatan dini tersebut.

"Kalau kita punya sistem yang sangat canggih, saat ini bisa mengeluarkan peringatan dini dalam waktu yang sangat singkat kurang dari empat menit, tapi kalau masyarakatnya tidak tahu apa yang harus dilakukan, sistem peringatan dini itu tidak menjamin keselamatan," ujar Ardito.

Dia mengatakan dalam keadaan darurat tsunami, risiko kehilangan nyawa dan harta benda masyarakat pesisir dengan tingkat kesiapan rendah atau tidak ada sangat tinggi.

Baca Juga: Positif Corona Meningkat Pascalibur Panjang di Jabar, Emil: Risiko Punya Banyak Destinasi Wisata

Baca Juga: Begini Alur Cerita Hunger Games : Mockingjay Part 1 yang Tayang Malam Ini di Bioskop Trans TV

Selain itu, rantai peringatan yang lemah atau terputus, sehingga informasi tidak sampai ke masyarakat juga tidak ada arahan untuk masyarakat mengevakuasi diri.

Hal itu bisa karena ketidaksiapan SDM, prosedur atau masalah teknologi.

Menurut dia, selama ini sistem peringatan dini terfokus pada peningkatan teknologi, tapi perlu juga fokus pada kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi tsunami.***

Editor: Rian Firmansyah

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x