Jumlah Perokok di Indonesia Meningkat, Didominasi Usia Anak dan Remaja

- 31 Mei 2023, 09:00 WIB
Ilustrasi rokok.
Ilustrasi rokok. /PEXELS/Geri Pix

Berhenti merokok lebih mudah untuk dibicarakan daripada dilakukan. Ini karena nikotin, zat adiktif yang memicu pelepasan bahan kimia di dalam otak yang membuat kita merasa nyaman.

Setidaknya, ada tiga pihak yang bisa membantu remaja mengatasi adiksi merokok, yaitu orang tua, guru, dan tenaga kesehatan.

Bahaya merokok untuk kesehatan yang harus diwasadai

Pada 2020 The Tobacco Atlas menempatkan Indonesia pada peringkat ketiga jumlah perokok terbesar di dunia setelah China dan India.

Maxi menyebutkan, lebih dari 27 juta perokok tembakau dewasa di Indonesia berisiko terkena penyakit menular dan tidak menular.

Baca Juga: Tarif Tol Cipularang dan Padaleunyi Naik, Jakarta-Bandung Jadi Lebih Mahal, Butuh Saldo E-Toll Berapa?

Seperti diketahui, Institute for Health Metrix and Evaluation pada 2019 melaporkan rokok tembakau berisiko meningkatkan risiko kanker trakea, bronkus, dan paru-paru sebesar 59,6 persen, 59 persen mengakibatkan penyakit paru obstruksi kronik, 28 persen memicu gangguan jantung, dan 19 persen mengakibatkan diabetes melitus.

Selain dampak negatif pada kesehatan konsumen, kata Maxi, rokok tembakau juga memiliki dampak pada sosial dan ekonomi.

Data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) pada 2021 melaporkan pengeluaran keluarga untuk konsumsi rokok tiga kali lebih banyak daripada pengeluaran untuk belanja protein.

"Belanja rokok terbesar kedua pengeluaran rumah tangga atau tiga kali lebih tinggi dari beli telur, daging ayam, dan lainnya," kata Maxi.

Halaman:

Editor: Rifki Abdul Fahmi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x