Jumlah Perokok di Indonesia Meningkat, Didominasi Usia Anak dan Remaja

- 31 Mei 2023, 09:00 WIB
Ilustrasi rokok.
Ilustrasi rokok. /PEXELS/Geri Pix

Kebiasaan merokok ada kaitan dengan pendidikan

Kebiasaan merokok dikaitkan dengan tingkat pendidikan yang rendah. Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012, remaja dengan pendidikan kurang dari sekolah dasar memiliki prevalensi merokok yang lebih besar (71,4 persen) dibandingkan mereka yang menyelesaikan pendidikan menengah atau lebih tinggi (53,8 persen).

Selain itu, berdasarkan studi yang diterbitkan dalam jurnal Preventing Chronic Disease pada tahun 2019, orang dengan status sosial ekonomi yang rendah cenderung memiliki prevalensi merokok yang tinggi. Status sosial, ekonomi, dan tingkat pendidikan yang rendah dikaitkan dengan kemampuan kognitif dan pengambilan keputusan yang buruk.

Kebiasaan merokok tidak terjadi secara instan, melainkan terbentuk melalui empat tahap, yaitu:

1. Tahap preparation: Melihat merokok sebagai aktivitas yang menyenangkan, berdasarkan apa yang dilihat dari lingkungan sekitar, iklan, dan media sosial.

2. Tahap initiation: Tahap di mana seseorang mulai mencoba merokok. Mereka merokok sebagai bentuk solidaritas dengan teman, ingin terlihat jantan dan gaul, atau ingin dianggap dewasa.

3. Tahap becoming a smoker: Mulai rutin merokok, minimal empat batang per hari. Butuh waktu setidaknya dua tahun untuk menjadi perokok berat.

4. Tahap maintenance of smoking: Merokok sudah menjadi bagian dari keseharian karena dianggap bisa menghasilkan emosi yang positif serta mengurangi rasa tegang dan cemas.

Baca Juga: Logo IKN yang Terpilih Bernama 'Pohon Hayat'

Perlu kerja sama berbagai pihak untuk mengatasi adiksi merokok pada remaja

Halaman:

Editor: Rifki Abdul Fahmi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x