Kemenkes Ungkap Penyebab Adanya Lonjakan Kasus Covid-19 dalam Sepekan Terakhir

- 1 Februari 2022, 11:30 WIB
Ilustrasi Covid-19. Berikut ini update data terbaru penularan virus corona di Indonesia per hari ini
Ilustrasi Covid-19. Berikut ini update data terbaru penularan virus corona di Indonesia per hari ini /Dok PRFM.

PRFMNEWS - Dalam sepekan terakhir terjadi lonjakan kasus covid-19 di Indonesia. Bahkan akibat kenaikan jumlah kasus terkonfirmasi membuat positivity rate mingguan mengalami kenaikan sebesar 3,65%.

Juru Bicara Vaksinasi Kemenkes dr. Siti Nadia Tarmizi mengatakan, penyebab adanya lonjakan kasus covid-19 dalam sepekan terakhir disebabkan dari ditingkatkannya tracing dan testing yang dilakukan Kemenkes dalam satu pekan terakhir.

''Positivity rate mingguan kita ada kenaikan sebesar 3,65%. Hal ini selain seiring dengan kenaikan kasus konfirmasi, tapi juga sejalan dengan ditingkatkannya angka testing dan tracing,'' ujar dr. Nadia dalam keterangan resminya dikutip prfmnews.id hari ini Selasa, 1 Februari 2022.

Baca Juga: 12 Anggota GMBI Ditetapkan Jadi Tersangka Demo Ricuh, Polisi Sebut Ada Potensi Jumlah Tersangka Bertambah

Nadia mengatakan, untuk mendapatkan data yang komprehensif, sebaiknya data dilihat dalam 7 hari terakhir, tidak hanya fokus pada data harian saja.

''Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan No. 4805 agar kita dapat melihat perkembangannya dalam 7 hari dan tidak terfokus dengan data harian saja. Hal ini agar kita dapat melihat data secara utuh sehingga dapat memperoleh informasi yang tepat,'' tambah Nadia.

Kenaikan positivity rate ini menunjukan kemampuan deteksi Indonesia dalam hal testing dan tracing.

Baca Juga: Puncak Omicron di Indonesia Diprediksi Terjadi di Akhir Februari dan Melebihi Catatan Delta

Bahkan menurut Nadia, angka testing di Indonesia sudah di atas anjuaran WHO.

Menurt dia, per tanggal 30 Januari 2022, jumlah orang yang di tes adalah 5,75 per 1000 penduduk per minggu. Sementara anjuran WHO, yakni 1 per 1.000 penduduk per minggu.

''Peningkatan kuota testing dan tracing ini merupakan bentuk dari upaya deteksi dini dalam mencegah perluasan penularan, serta mencegah munculnya klaster sebaran yang baru. Ini juga merupakan usaha untuk mendeteksi lebih awal gejala COVID-19 yang diderita oleh tiap-tiap individu. Hal ini penting untuk mencegah keterlambatan penanganan kasus mengingat varian Omicron yang memiliki persebaran lebih cepat namun cenderung tidak bergejala,'' terang Nadia.

Kenaikan angka kasus dalam satu minggu terakhir telah diantisipasi oleh Kementerian Kesehatan dengan menyiapkan kapasitas tempat tidur perawatan COVID-19. Diharapkan hal ini dapat menjawab kekhawatiran masyarakat.

Baca Juga: Dua Orang Pendaki Gunung Malabar Hilang Saat Perjalanan Turun Sejak Hari Senin Kemarin

''Secara nasional, total ketersediaan tempat tidur (bed occupancy rate/BOR) perawatan COVID-19 saat ini berjumlah 78.825 yang dapat tingkatkan sampai dengan kapasitas maksimal 156.847 tempat tidur. Untuk Jakarta sendiri, BOR di 196 rumah sakit rujukan saat ini di 6.496 dari 13.777 kapasitas tempat tidur yang tersedia. Dalam kondisi yang dibutuhkan, BOR di Jakarta dapat dikondisikan hingga mencapai 21.000. Jadi, tidak perlu terlalu khawatir, kapasitasnya masih cukup banyak,'' paparnya.

Agar angka kasus ini tidak bertambah semakin besar, dr. Nadia meminta agar masyarakat tetap patuh untuk menjalankan protokol kesehatan.

Baca Juga: Covid-19 di Indonesia Melonjak, Jokowi Berikan 4 Arahan Penting kepada Jajarannya

''Jika tidak bergejala, cukup untuk melakukan isoman di rumah atau isoter, dan manfaatkan layanan telemedicine yang tersedia. Segera lakukan vaksinasi booster, dan tetap disiplin menegakkan protokol kesehatan. Jangan lengah dan tetap selalu waspada,'' tutupnya.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x