PRFMNEWS - Cuaca dingin di Indonesia ternyata bukan berasal dari fenomena Aphelion.
Tengah beredar luas di media sosial terkait cuaca dingin di Indonesia yang terjadi akhir-akhir ini disebabkan karena fenomena Aphelion.
Aphelion yaitu jarak bumi dengan matahari dalam titik terjauh saat periode revolusi.
Plt Deputi Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Urip Haryoko menyebut bahwa fenomena cuaca dingin tersebut tidak berkaitan dengan Aphelion.
Baca Juga: Sule Jenguk Bunda Dorce, Tapi Bunda Dorce Lupa: Ini Siapa Ya?
Urip menjelaskan pada periode bumi letaknya lebih dekat dengan matahari atau Perihelion.
Adapun periode fenomena astronomis Aphelion puncaknya terjadi pada bulan Juli, sedangkan Perihelion adalah Januari.
“Saat Aphelion, posisi matahari memang berada pada titik jarak terjauh dari bumi. Kendati begitu, kondisi tersebut tidak berpengaruh banyak pada fenomena atmosfer permukaan,” kata Urip Haryoko, Plt Deputi Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang diunggah di Instagram milik BMKG kemarin, Selasa, 4 Januari 2022.
Baca Juga: Omicron Menyebar, Satgas Covid-19 Umumkan PPKM, Begini Penjelasannya