Rekomendasi ini disusul dengan instruksi pada seluruh jajaran pengurus dan kader untuk melaksanakan Gerakan Nasional Peduli Demokrat guna membantu masyarakat yang terdampak.
Dalam waktu kurang dari tiga bulan, kader-kader PD di seluruh Indonesia secara swadaya berhasil menyalurkan bantuan senilai Rp250 milliar.
Ini disusul dengan GNPD untuk bina UMKM serta akses Wi-Fi bagi para pelajar yang kesulitan belajar secara online.
Baca Juga: Hadapi Vietnam, Shin Tae-yong Sebut Para Pemain Timnas dalam Kepercayaan Diri
Dalam memulihkan ekonomi nasional, AHY memerintahkan F-PD DPR RI menyetujui RAPBN-P yang diajukan pemerintah, yang memberi keleluasaan pada pemerintah untuk merealokasikan anggaran, dengan catatan penggunaan anggaran harus tetap diawasi dengan ketat.
AHY tidak ingin pencairan anggaran yang dibutuhkan rakyat ini tertunda-tunda karena perbedaan pandangan politik.
Terkait kemunduran demokrasi, AHY mengibaratkan demokrasi seperti oksigen.
“Saat pasokan oksigen masih banyak, kita merasa baik-baik saja. Namun, saat menipis, terasa sesak," kata AHY yang mengenakan jas biru gelap.
"Demikian juga demokrasi. Ketika kondisi baik-baik saja, seakan tak butuh demokrasi. Namun, riset Economist Intelligence Unit (EIU), Australian National University (ANU) dan beberapa lembaga lainnya, mengindikasikan kondisi demokrasi di Indonesia tidak baik-baik saja, terutama untuk kebebasan berekspresi, termasuk yang dialami media," tegas AHY.
AHY melanjutkan media arus utama berperan penting sebagai salah satu pilar demokrasi.