Belajar Pola Aktivitas Gunung Merapi Usai Letusan Dahsyat 2010 Silam

- 7 Januari 2021, 22:11 WIB
Gunung Merapi, Kamis 7 januari 2021.
Gunung Merapi, Kamis 7 januari 2021. /Dok PVMBG.

Baca Juga: Surat Sudah Dilayangkan Hingga Tiga Kali ke Polisi, Ketum PSSI: Apapun Keputusannya Kami Akan Tunduk

Baca Juga: Raja Malaysia Tinjau Banjir Pakai Helikopter

Menurut Mirzam seharusnya jika lava yang keluar bersuhu tinggi, maka lavanya akan encer. Namun jika tidak encer maka bisa menahan magma yang belum keluar. Lava sendiri umumnya akan mulai mengalir ketika memiliki suhu >700C.

Menurut Mirzam, perbedaan warna, mencerminkan perbedaan suhu lava. Lava berwarna putih suhu >1150C, lava kuning keemasan suhu >1100C, lava oranye suhu 900-1000C, lava berwarna merah buah ceri suhu >700-800C, lava warna merah tanah suhu >550-625C, dan lava merah redup suhu >475C, lava pijaran pizza bersuhu >260-315C.

Dengan mempelajari warna dari guguran lava tersebut, dapat menjadi referensi bagi masyarakat setempat untuk melakukan mitigas mandiri (self mitigation). Hal tersebut penting karena dengan begitu, masyarakat yang tinggal di sekitaran Gunung Merapi akan lebih peduli pada pola aktivitas gunung tersebut dan tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya.

Baca Juga: Meski Sudah Sampai di Spanyol, Timnas Indonesia U-19 Belum Bisa Gelar Uji Coba

Baca Juga: Prabowo Kagum dengan Kehebatan ‘Kopral Cerdas’ yang Kuasai 7 Bahasa Asing

Baca Juga: Persib Hingga Kini Belum Terima Info Lanjutan Liga 1

Berdasarkan prediksi yang sudah dibuat, jika terjadi Gunung Merapi meletus, volumenya tidak akan sebesar 2010. Namun lagi-lagi, prediksi itu berdasarkan data yang sudah ada, semakin banyak data maka akan semakin akurat.

ITB sendiri tengah melakukan pengumpulan data-data gunung api sehingga pemodelan berbasis data akurasinya akan semakin tinggi.

Halaman:

Editor: Indra Kurniawan

Sumber: ITB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x