Meskipun begitu, masyarakat harus tetap berhati-hati karena berdasarkan laporan dari BPPTKG, Badan Geologi, gempa-gempa vulkanik masih sering terjadi.
“Kalau yang keluar dari gunung itu hanya aliran lava, harusnya tidak berbahaya karena aliran lava biasanya sedikit sekali memakan korban jiwa maupun kerusakan infrastrukturnya, karena mengalir lambat tidak secepat letusan disertai wedus gembel,” ucap Mirzam.
Dikutip dari laporan aktivitas Gunung Merapi dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), tingkat aktivitas gunung Merapi berada pada level siaga (level 3) sejak 5 November 2020.
Baca Juga: Viral Tagar Ayo Main Lagi, Pemain Bola Desak Pemerintah Indonesia Gelar Kompetisi
Berdasarkan pengamatan pada 6 Januari 2021 pukul 00.00-24.00 diketahui bahwa terdapat 2 kali guguran lava pijar dengan intensitas kecil.
Jarak luncuran 400 m ke arah Kali Krasak. Selain itu juga terdengar suara guguran sebanyak 3 kali dari PGM Babadan dengan intensitas lemah hingga sedang.
Namun ada yang perlu menjadi catatan menurut Mirzam, yaitu ketika aliran lava dengan temperatur yang tinggi tetapi tidak mengalir jauh. Hal tersebut perlu menjadi kewaspadaan sebab dikhawatirkan menyumbat dan terjadi akumulasi energi dari magma yang belum keluar di bawahnya. “Kita belajar sesuatu yang baru dari Gunung Merapi karena temperatur lavanya tinggi namun tidak mengalir jauh,” ucapnya.
Baca Juga: Surat Sudah Dilayangkan Hingga Tiga Kali ke Polisi, Ketum PSSI: Apapun Keputusannya Kami Akan Tunduk