PRFMNEWS - Setelah meletus dahsyat pada 2010 lalu, Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta, menunjukkan pola aktivitas yang berubah.
Hal tersebut bisa terlihat dari akitivitas vulkanik yang semakin intens disertai guguran lava.
Pengamat gunung api sekaligus Volkanolog dari Institut Teknologi Bandung, Mirzam Abdurrachman mengatakan, saat meletus 2010 lalu, Gunung Merapi memiliki pola aktivitas dari mulai pembentukan kubah lava.
Baca Juga: Polisi Gerebek Balap Liar di GBLA, Sejumlah Motor Diangkut ke Polsek
Baca Juga: Ridwan Kamil Tegaskan PPKM Tak Jauh Beda dengan PSBB Proporsional di Jabar, Ini Aturannya
Baca Juga: Deklarasi Tentara Allah Erwan Saad di Kabupaten Bandung Barat Diduga untuk Kepentingan Pribadi
Kemudian, terjadi letusan disertai awan panas (wedus gembel), dan diakhiri guguran lava pijar dari Gunung Merapi.
“Aktivitas Gunung Merapi sebetulnya sudah menunjukkan adanya peningkatan sejak pertengahan 2019. Merapi yang dulu, menunjukkan pola sehingga kita belajar dari terjadi kubah lava dan diikuti letusan besar, namun sekarang polanya berbeda yang diawali pecahan (guguran) lava,” ujarnya seperti dilansir prfmnews.id dari keterangan resmi ITB, Kamis 7 Januari 2021.
Berdasarkan pengamatan Mirzam, guguran lava yang muncul dari Gunung Merapi akhir-akhir ini cenderung kental, tidak encer.