Tips Terhindar Stunting, Menkes: Beri Anak Makanan Tambahan Protein Bukan Biskuit

22 Januari 2023, 12:53 WIB
Menkes Budi Gunadi Sadikin /(Tangkap Layar Youtube:/Sekretariat Presiden)

 

PRFMNEWS - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin memaparkan sejumlah cara mencegah stunting pada anak sejak dini yang perlu diperhatikan orangtua khususnya ibu.

Cara mencegah anak stunting ini diungkap Menkes Budi dalam pertemuan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) di Bogor pada Selasa 17 Januari 2023 .

Selain menyampaikan tips agar anak terhindar dari stunting, di hadapan para kepala daerah se-Indonesia itu, Menkes juga menjelaskan dampak negatif kualitas SDM mengalami stunting terhadap pendapatan suatu daerah.

Baca Juga: Selain Bagikan Antropometri Kit, Ini 7 Inovasi Pemkot Bandung Sebagai Upaya Turunkan Stunting

Untuk mencegah stunting, Menkes menyebut cara utama yang harus dilakukan adalah dengan intervensi spesifik pada ibu sejak remaja dan pada anak di usia 6 sampai 24 bulan.

“Cegah stunting, saya pesannya cuman dua yaitu intervensi spesifik pada ibu sejak remaja dengan memberikan tablet tambah darah, dan pada anak usia 6 sampai 24 bulan dengan memberikan protein hewani pada MPASI,” ujar Budi.

Budi melanjutkan, intervensi spesifik pada ibu dilakukan agar mereka tidak mengalami anemia sejak masih remaja.

Baca Juga: Netty Prasetiyani Sebut Ancaman Stunting di Indonesia Masih Tinggi, Ajak Masyarakat Peduli Kesehatan

Maka dari itu penting bagi remaja perempuan, ujarnya, rutin mengonsumsi tablet tambah darah dan memastikan tablet tersebut diminum.

Ia juga mengingatkan bahwa intervensi serupa juga perlu dilakukan oleh ibu usia muda termasuk pada ibu hamil.

“Yang paling penting adalah mesti intervensi spesifik jangan sampai ibu di usia remaja mengalami anemia. Intervensinya dengan memberikan tablet tambah darah dan memastikan tablet tersebut diminum,” tuturnya.

Baca Juga: Inilah Salah Satu Penyebab Anak di Kota Bandung Lahir dengan Kondisi Stunting, Hasil Observasi Tim RSHS

Upaya lain yang juga penting dilakukan untuk cegah stunting, jelas Budi, adalah dengan memberikan protein hewani melalui MPASI sejak anak usia 6 sampai 24 bulan.

“Makanan tambahan ini saya sampaikan bukan biskuit tapi makan yang mengandung protein hewani bisa ikan, bisa ayam, bisa daging sapi, yang paling gampang adalah telur,” ucapnya.

Ia pun menekankan, kalau anak sudah stunting itu sudah telat. Jadi jangan tunggu sampai stunting.

Baca Juga: DPRD Kota Bandung: Stunting Perlu Diberantas Demi Penerus Bangsa yang Berkualitas

“Caranya adalah jika berat badan anak tidak naik maka harus langsung kirim ke Puskesmas untuk diintervensi dan diberi makanan tambahan selama 14 hari,” tegas Budi.

Lebih lanjut terkait dampak negatif stunting yang berpengaruh setelah penderitanya dewasa, Budi menjelaskan bahwa kondisi tersebut akan berpengaruh terhadap IQ-nya.

“Stunting merupakan kurang gizi yang mengakibatkan rendahnya IQ anak sebesar 20% di bawah rata-rata,” bebernya.

Dengan demikian, menurutnya, jika dilihat dari sudut pandang pendapatan daerah, apabila SDM di suatu daerah memiliki IQ rendah maka pendapatan daerah juga akan ikut rendah.

Karena masalahnya adalah jika seseorang dengan intelektual rendah, maka dia tidak bisa bekerja dengan profesi yang lebih tinggi yang menghasilkan income yang juga lebih tinggi.

“Jadi kalau kita mau maju, pendapatannya tinggi, jangan sampai stunting. Karena kalau stunting itu intelektualnya 20% lebih rendah,” ucapnya.***

Editor: Rizky Perdana

Tags

Terkini

Terpopuler