PLN Siap Pasok Listrik Hijau Dukung Industri Mobil Listrik di Indonesia, Apa Itu?

5 April 2022, 18:30 WIB
Gubernur Jabar Ridwan Kamil berpose dengan mobil listrik dari pabrikan Hyundai di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Selasa 29 Desember 2020. /Dok Humas Jabar.


PRFMNEWS – PT PLN (Persero) berkomitmen siap memasok listrik hijau guna mendukung industri mobil listrik atau Electric Vehicle (EV) yang membangun pabrik di Indonesia.

Saat ini, PLN telah memiliki pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) yang menghasilkan listrik hijau dengan kapasitas terpasang mencapai 9 Gigawatt (GW).

Kapasitas listrik hijau dari EBT diprediksi PLN akan meningkat hingga 29 GW pada 2030 mendatang. Sehingga PLN optimis bisa menyiapkan sumber energi listrik hijau bagi produsen mobil listrik.

Baca Juga: Peserta KTT G20 Bali Antar Jemput Pakai Mobil Listrik, Jokowi Resmikan SPKLU Fast Charging

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan, dengan daya terpasang tersebut mampu memenuhi kebutuhan listrik industri hijau. Hal ini juga selaras dengan rencana pemerintah dalam mengembangkan Kawasan Industri Hijau di sejumlah wilayah di Tanah Air.

“Saat ini semua industri bergerak pada energi berbasis ramah lingkungan. Melalui Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) hijau yang dicanangkan pada tahun 2021, PLN siap mendukung industri di Kawasan Industri Hijau melalui pembangkit EBT,” ujarnya, dikutip pfmnews.id dari siaran pers tertulisnya pada Selasa, 5 April 2022.

Ia melanjutkan, rencananya pada tahun ini, PLN akan menambah kapasitas terpasang pembangkit EBT sebesar 228 MW.

Baca Juga: Indonesia Segera Punya Pabrik Baterai Mobil Listrik Pertama, Lokasi Pabrik di Jawa Barat

Pembangkit ramah lingkungan tersebut terdiri dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) sebesar 45 MW, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), dan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) 178 MW, serta pembangkit listrik tenaga bioenergi 5 MW.

Selain dari sisi pasokan, Darmawan juga menjelaskan dalam mendukung pengembangan industri hijau di Indonesia, PLN juga membuka peluang kerja sama dalam carbon trading melalui Renewable Energy Certificate (REC).

“REC menjadi instrumen paling penting dalam menurunkan emisi. Kerja sama ini merupakan bukti nyata bahwa sektor industri mengambil peran luar biasa dalam transisi energi terbarukan,” tuturnya.

Baca Juga: Pemprov Jabar Terima Mobil Listrik dari Hyundai, Dijadikan Kendaraan Dinas Gubernur

Melalui REC, merupakan bukti PLN mewujudkan kerja sama pemenuhan tenaga listrik dari pembangkit berbasis EBT. Ia menjelaskan, kontrak pembelian REC dengan durasi kerja sama 1-5 tahun ini juga bakal memberi dampak positif bagi industri.

“Pelanggan memperoleh opsi pengadaan untuk pemenuhan target 100 persen penggunaan EBT yang transparan dan diakui secara internasional dan tanpa mengeluarkan biaya investasi untuk pembangunan infrastruktur,” katanya.

Baca Juga: Ini Tampang Sales Honda MT Haryono yang Jadi Buronan Polisi karena Kasus Penipuan

Tidak hanya itu, industri juga membuktikan eksistensinya dalam berkontribusi mengurangi emisi karbon dengan menggunakan energi yang berasal dari pembangkit EBT di Indonesia.

Kontrak pembelian REC juga memberikan dampak bagi pemerintah yang tengah mendorong transisi energi menuju karbon netral 2060.

Baca Juga: KPK 'Bedol Kota' dengan Memanggil 6 Camat Sekaligus di Kota Bekasi terkait Kasus Pepen

Diharapkan, masifnya kontrak pembelian REC dapat mendorong pertumbuhan pasar nasional energi terbarukan sehingga dapat mempercepat pencapaian target bauran energi.

“Kami sangat terbuka bagi perusahaan-perusahaan lain yang ingin berkontribusi dalam penggunaan energi hijau dengan memanfaatkan REC ini,” pungkas Darmawan.***

Editor: Rizky Perdana

Tags

Terkini

Terpopuler