Ternyata Ini 5 Jenis Vaksin Covid-19 yang Akan Dipakai Indonesia

29 Desember 2020, 19:40 WIB
Simulasi vaksinasi Covid-19 di Balai Kota Bandung, Rabu 23 Desember 2020 /HUMAS BANDUNG


PRFMNEWS - Pemerintah menyiapkan 426 juta vaksin Covid-19 bagi 181 juta orang penduduk Indonesia.

Jumlah tersebut merupakan syarat agar dapat menciptakan kekebalan komunitas (herd immunity).

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin menuturkan, Indonesia akan menggunakan lima jenis vaksin dari berbagai negara.

Baca Juga: Kapan Izin Penggunaan Darurat Vaksin Covid-19 Dikeluarkan? Ini Jawaban BPOM

Baca Juga: Ini Kriteria Orang yang Akan Disuntik Vaksin Covid-19

Vakin pertama yaitu Sinovac (Cina) sebanyak 125 juta dosis. Vaksin ini adalah vaksin yang diujicobakan di Bandung sejak beberapa bulan lalu.

"Kedua, dari perusahaan Ameriksa Serikat dan Kanada Novavax sebanyak 100 juta dosis," ujar Budi dikutip dari ANTARA, Selasa 29 Desember 2020.

Kemudian ketiga, vaksin AstraZeneca (Inggris) sebanyak 100 juta dosis. Keempat, Pfizer (Jerman dan Amerika) sebanyak 100 juta dosis.

Baca Juga: Jokowi Tegaskan Vaksin Covid-19 Gratis Tak Berkaitan dengan Keanggotaan BPJS

Lalu yang kelima adalah dari GAVI COVAX Facility yang memberikan vaksin secara gratis kepada negara-negara anggotanya. Sebagai bentuk kerjasama multilateral Indonesia dapat memperoleh 16-100 juta dosis.

"Angkanya masih bergerak mengenai berapa yang diberikan ke Indonesia, tapi 'range-nya' 3 persen dari populasi, artinya sejumlah 16 juta dosis sampai 12 persen populasi atau 100 juta dosis, karena itu kita buat kontrak dengan 'opsi' dari suplier vaksin supaya ada kepastian pengadaan dari GAVI yang gratis, maka kita tidak perlu ambil dari perusahaan," jelasnya.

Baca Juga: Hore, Subsidi Kredit Usaha Rakyat Diperpanjang hingga Akhir 2021

Rinciannya gelombang pertama vaksinasi dilakukan pada Januari-April 2021 dengan rincian vaksinasi untuk 1,3 juta orang petugas kesehatan di 34 provinsi, 17,4 juta petugas publik dan lansia sebanyak 21,5 juta orang.

Selanjutnya pada gelombang II pada April 2021-Maret 2022 yaitu 63,9 juta masyarakat di daerah dengan risiko penularan tinggi dan sebanyak 77,4 juta bagi masyarakat lain dengan pendekatan klaster sesuai ketersediaan vaksin.***

Editor: Rizky Perdana

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler