Fortusis Sebut Orang Tua Siswa Keteteran Selama Pembelajaran Daring

- 18 April 2020, 06:35 WIB
SHEVA (10) dan Arkana (8) menyaksikan program Belajar di Rumah yang ditayangkan di TVRI didampingi orangtuanya, di Gedebage, Kota Bandung, Senin (11/4/2020). Selama Pandemi Covid-19, Kemendikbud bekerjasama dengan TVRI menyajikan program tersebut dari Senin-Jumat untuk tingkat PAUD hingga tenaga pendidikan.*
SHEVA (10) dan Arkana (8) menyaksikan program Belajar di Rumah yang ditayangkan di TVRI didampingi orangtuanya, di Gedebage, Kota Bandung, Senin (11/4/2020). Selama Pandemi Covid-19, Kemendikbud bekerjasama dengan TVRI menyajikan program tersebut dari Senin-Jumat untuk tingkat PAUD hingga tenaga pendidikan.* /ADE BAYU INDRA/PR/

BANDUNG, (PRFM) – Ketua Forum Orang Tua Siswa (Fortusis) Kota Bandung, Dwi Subawanto mengatakan dalam penerapan sistem pembelajaran jarak jauh secara daring di tengah pandemi corona (Covid-19), banyak orang tua siswa yang mengeluhkan dirinya keteteran. Pasalnya, selama ini orang tua memberatkan tanggung jawab pendidikan anaknya kepada guru sekolah.

Sehingga, ketika dihadapkan dalam situasi seperti ini orang tua harus beradaptasi dalam kebiasaan baru. Padahal, menurut Dwi, langkah pemerintah untuk memberlakukan sistem pembelajaran jarak jauh ini adalah langkah yang baik.

“Kalau PAUD malah seneng ada di tv, tapi SD, SMP, SMA/SMK yang jadi masalah di awalnya orang tua itu dikiranya begitu saja, ternyata begitu terbebani bagaimana orang tua harus ikut nimbrung terhadap masalah yang selama ini seolah-olah orang tua itu anak disuruh sekolah, selesai, itu urusan guru,” ujarnya saat on air di Radio PRFM 107,5 News Channel, Jumat (18/4/2020).

Baca Juga: DPR Dukung Usulan Anies Soal Penghentian Sementara KRL

Ia menambahkan, dalam pembelajaran jarak jauh melalui daring ini pun seolah-olah satu arah dan tidak ada dialog. Berbeda jika dibandingkan saat belajar di rumah yang memungkinkan adanya komunikasi secara langsung dua arah antara murid dengan tenaga pendidik.

Dengan demikian, orang tua harus memahami apa yang menjadi tugas bagi buah hatinya.

“Orang tua siswa juga keteteran. Belajar tatap muka dengan melalui daring ini kan berbeda. Kalau melalui daring ini seolah-olah satu arah tidak ada dialog,” papar Dwi.

Baca Juga: PSBB di Bandung Raya Segera Diterapkan, Ini Aktivitas yang Boleh dan Tidak Boleh Dilakukan

Dampak lain yang dirasakan orang tua, ungkap Dwi adalah dari sisi ekonomi. Orang tua yang semula tidak memikirkan kebutuhan kuota internet maupun pulsa, harus mengeluarkan anggaran lebih untuk itu. Bahkan sampai ada orang tua siswa yang membeli ponsel baru untuk memfasilitasi anaknya.

Halaman:

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x