Stop Ngevape! Ini 5 Bahaya Vaping yang Harus Kamu Ketahui

- 4 September 2022, 10:50 WIB
ilustrasi seseorang sedang menghisap vape
ilustrasi seseorang sedang menghisap vape /Sarahjoshon01/

PRFMNEWS - Kehadiran rokok elektrik atau vape makin populer khususnya di kalangan anak muda. Pasalnya, rokok elektrik dianggap dapat dijadikan pengganti kebiasaan merokok.

Hal tersebut membuat masyarakat bertanya-tanya. Apakah vape sama fungsinya dengan rokok? Apakah vape memiliki bahaya yang sama dengan rokok? Apakah vape itu nama lain dari e-cigarettes?

Vape bukan e-cigarettes. Begitu pula sebaliknya, e-cigarettes bukan nama lain dari vape.

Baca Juga: Bahaya! inilah 3 Efek Tidak Baik Rokok Pada Penderita Diabetes, Salah Satunya Menurunkan Usia Harapan Hidup

E-cigarettes bentuknya sekilas hampir sama dengan rokok tembakau. E-cigarettes tidak tersebar banyak seperti vape di Indonesia. Biasanya e-cigarettes berada di gerai-gerai kecil tertentu yang sangat jarang terlihat. Di luar negeri, biasanya e-cigarettes dijual di pom bensin atau toko khusus rokok.

Biasanya filter pada e-cigarettes memiliki ragam rasa tertentu, tetapi rasanya tidak variatif seperti liquid pada vape. Jika e-cigarettes dirasa sudah tidak enak, penggunanya akan mengganti filter yang lama dengan yang baru.

Lalu bisakah rokok elektrik membantu untuk berhenti merokok untuk selamanya? Berikut ini, Michael Blaha, MD, MPH , direktur penelitian klinis di Pusat Pencegahan Penyakit Jantung di Amerika atau Centers for Disease Control (CDC), Johns Hopkins Ciccarone , berbagi informasi kesehatan tentang vaping.

Baca Juga: Bahaya! inilah 3 Efek Tidak Baik Rokok Pada Penderita Diabetes, Salah Satunya Menurunkan Usia Harapan Hidup

1. Vaping kurang berbahaya daripada merokok, tapi tetap tidak aman.

Rokok elektrik memanaskan nikotin (diekstrak dari tembakau), perasa dan bahan kimia lainnya untuk menciptakan aerosol yang Anda hirup. Rokok tembakau biasa mengandung 7.000 bahan kimia, banyak diantaranya beracun.

Meskipun demikian, kami tidak tahu persis bahan kimia apa yang ada dalam rokok elektrik, Blaha mengatakan, "Hampir tidak ada keraguan bahwa vaping membuat Anda terpapar lebih sedikit bahan kimia beracun daripada merokok rokok tradisional."

Namun, ada wabah cedera paru-paru dan kematian yang terkait dengan vaping . Pada Februari 2020, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika mengkonfirmasi 2.807 kasus penyakit paru terkait penggunaan vaping (EVALI) dan 68 kematian dikaitkan dengan kondisi itu.

Baca Juga: Apa Pengaruh Rokok Terhadap Otot? dr Saddam Ismail Berikan Jawaban

“Kasus-kasus ini tampaknya terutama mempengaruhi orang-orang yang memodifikasi perangkat vaping mereka atau menggunakan e-liquid yang dimodifikasi pasar gelap. Ini terutama berlaku untuk produk vaping yang mengandung THC (terminal handling charge), atau senyawa aktif yang biasanya terdapat pada tanaman cannabis atau lebih dikenal ganja,” jelas Blaha.

2. Penelitian menunjukkan vaping buruk untuk jantung dan paru-paru

Nikotin merupakan zat kimia yang beracun. Johns Hopkins Medicine menjelaskan, nikotin dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah dan memacu adrenalin.

Kondisi ini berkaitan dengan peningkatan detak jantung dan meningkatkan risiko serangan jantung.

Baca Juga: 3 Penyakit ini Paling Banyak Muncul pada Anak yang Sering Terkena Asap Rokok, Dijelaskan dr. Adam Prabata

Menambahkan keterangan American Lung Association, selain nikotin, rokok elektrik juga menghasilkan bahan kimia seperti akrolein, asetaldehid, dan formaldehid.

Berbagai kandungan aldehid tersebut dapat meningkatkan risiko penyakit paru-paru dan penyakit jantung. Sementara itu, kandungan akrolein dapat menyebabkan cedera paru-paru akut, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), asma, dan kanker paru.

3. Vape menyebabkan cedera yang tidak diinginkan

CDC mencatat rokok elektrik dilaporkan menyebabkan cedera yang tidak diinginkan. Cedera disebabkan baterai rokok elektrik yang rusak menyebabkan ledakan dan kebakaran, beberapa di antaranya mengalami cedera serius. Sebagian besar ledakan terjadi saat baterai sedang diisi.

Baca Juga: Lebih dari 23 Ribu Batang Rokok Ilegal Diamankan Tim Operasi Pemberantas BKC Ilegal Garut

Selain itu, paparan nikotin akut juga berbahaya bagi kesehatan. Terdapat laporan bahwa anak-anak dan orang dewasa mengalami keracunan nikotin akibat menelan atau menghirup cairan serta cairan yang terserap melalui kulit atau mata.

Masih perlu penelitian lebih lanjut untuk memastikan keamanan dan keefektifan rokok elektrik sebagai pengganti kebiasaan merokok.

4. Vape sama adiktifnya dengan rokok tradisional

Vape maupun rokok biasa mengandung nikotin, yang menurut penelitian mungkin sama adiktifnya dengan heroin dan kokain. Yang lebih buruk, banyak pengguna rokok elektrik mendapatkan lebih banyak nikotin daripada yang mereka yang merokok secara tradisional

Karena jika pengguna vape membeli ekstra rasa kuat, yang memiliki konsentrasi nikotin lebih tinggi,maka itu lebih berbahaya dari merokok secara tradisional.

5. Vape bukanlah alat berhenti merokok yang terbaik

Meskipun telah dipromosikan sebagai bantuan untuk membantu kamu berhenti merokok, rokok elektrik belum menerima persetujuan Food and Drug Administration sebagai alat berhenti merokok.

Sebuah studi baru-baru ini menemukan bahwa kebanyakan orang yang bermaksud menggunakan rokok elektrik untuk menghentikan kebiasaan nikotin akhirnya terus menggunakan rokok tradisional dan vape.

Meskipun bahan yang dikandung vape tidak mencakup semua bahan berbahaya pada rokok tradisional, tetap saja vape tidak aman.

Jadi, baik rokok tembakau maupun vape sebenarnya sama-sama tidak dianjurkan dan membahayakan. Artinya, kamu sebaiknya tidak menggunakannya, meski terlihat lebih ramah untuk tubuh. Salam sehat selalu.***

Editor: Rizky Perdana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x