Network
PRFMNEWS - Seorang Psikolog University of Exeter yakni David Plans, ia mengatakan bahwa tubuh manusia memiliki jam internal selama 24 jam (ritme sirkandian) yang membantu mengatur fungsi fisik dan mental.
Penelitian lainnya ini tidak dapat menentukan apakah waktu tidur itu sendiri berkontribusi terhadap penyakit jantung.
Dalam jurnal kesehatan dunia terbaru, penyakit jantung merupakan penyakit urutan nomor satu di dunia yang bisa menyebabkan seorang manusia meninggal dunia.
Baca Juga: 7 Poin Perjanjian Damai dari 3 Pelaku Pengeroyok Anggota Dishub Bandung dan Edan Sepur di Kiaracondong
Perilaku lain yang terkait dengan begadang, seperti tidak minum atau stres membuat orang tetap terjaga yang menyebabkan masalah di kemudian hari.
"Meskipun kami tidak dapat menyimpulkan penyebab dari penelitian kami, hasilnya menunjukkan bahwa waktu tidur lebih awal atau lebih lambat mungkin mengganggu jam tubuh, dengan konsekuensi buruk bagi kesehatan jantung," kata Plans seperti dikutip prfmnews.id dari laman Science Alert Rabu, 15 Desember 2021.
Terlebih lagi, hasil sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan peningkatan risiko masalah kardiovaskular bagi orang-orang dengan waktu tidur yang tertunda, dan dengan apa yang kita pahami tentang fisiologi jam tubuh kita, bahwa jam tubuh kita perlu di-boot ulang secara teratur.
Baca Juga: Kasus Pertama Covid-19 Varian Omicron Terdeteksi di Kamboja, Pasiennya Wanita yang sedang Hamil
"Ketidak sejajaran perilaku dan jam sirkadian meningkatkan peradangan dan dapat mengganggu regulasi glukosa, yang keduanya dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular," kata Plans.
Karena penyakit jantung dan pembuluh darah adalah penyebab utama kematian di seluruh dunia, termasuk di Amerika Serikat, tren ini patut diselidiki lebih lanjut.***
