Dampak Psikologis Anak yang Ditinggal Orang Tua Isoman dan Meninggal Dunia Berbeda

- 5 Agustus 2021, 09:43 WIB
Ilsutrasi anak
Ilsutrasi anak /prfmnews.id

PRFMNEWS - Di masa pandemi covid-19 ini tak sedikit anak yang harus berpisah sementara dengan orang tuanya karena isolasi mandiri atau bahkan menjadi yatim piatu karena orang tuanya meninggal dunia.

Psikolog Klinis dan Forensik, Kasandra Putranto menjelaskan, dampak psikologis anak yang ditinggal orang tuanya isoman, dan anak yang ditinggal meninggal orang tuanya itu berbeda.

"Walaupun pada dasarnya keduanya ini tergantung pada usia anak baik yang isoman atau ditinggal meninggal orang tua itu semakin muda usia anak tentu dampaknya semakin besar," kata Kasandra saat on air di Radio PRFM 107,5 News Channel Rabu, 4 Agustus 2021 malam kemarin.

Kata dia, setiap anak terdampak yang berbeda-beda sesuai dengan usia anak tersebut.

Baca Juga: Uu Ruzhanul Ulum Ajak Masyarakat Nikmati dan Syukuri Hakikat Kemerdekaan dengan Perjuangkan Cita-Cita Bangsa

Selain karena usia, durasi isoman juga mempengaruhi kondisi psikis anak.

"Ketika anak ditinggalkan meninggal tentu durasinya lebih lama lagi kan karena tidak kembali lagi. Tapi kembali lagi semakin panjang durasinya dampaknya semakin besar," sebutnya.

Selain itu, dampingan selama anak terpisah dengan orang tua juga memberikan dampak yang berbeda-beda pada anak.

"kalau ternyata anak ini masih ada kakaknya ini masih lebih mending. Tapi ketika tidak ada siapa-siapa, sendirian, kedekatan anak dengan orang tua pun jadi faktor," jelasnya.

Baca Juga: Atlet Bulu Tangkis Berhasil Jaga Tradisi Emas di Olimpiade, PBSI Ucapkan Terima Kasih

Oleh karena itu, keluarga yang terpisah karena isoman atau karena meninggal harus mendapat pedampingan dari psikolog agar bisa mendeteksi permasalahannya sehingga bisa diketahui langkah yang tepat untuk penanganannya.

Saat ini masyarakat bisa dengan mudah mendapat layanan pedampingan psikologi secara online.

Kasandra mengajak masyarakat untuk memanfaatkan layanan ini untuk kesehatan psikologis anak dan keluarga.

Baca Juga: Kasus Aktif di Kabupaten Bandung Berkurang Lagi, Angka Kematian Tak Bertambah

"Ada layanan yang bisa melalui online. Tentu saja keluarga terdekat bisa diharapkan bisa mengambil fungsi orang tua," jelasnya.

Kata dia, ada juga sekitar 3.500 anggota Ikatan Psikologis Klinik (IPK) Indonesia yang tersebar di rumah sakit dan puskesmas seluruh Indonesia. 

Selain itu ada juga layanan dampingan psikologis gratis yang diberikan Satgas Covid-19 IPK Indonesia melalui layanan telepsikologi Khusus untuk pendampingan Covid-19 di awal masa pandemi.

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x